26.1 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Siswi SD di Semarang Nyaris Jadi Korban Penculikan, Begini Kronologinya

Artikel Lain

Terpisah, Kriminolog Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang Bambang Joyo Supeno mengatakan, penculikan anak dilakukan untuk dimanfaatkan tiga hal, yakni perdagangan orang, pemanfaatan sosial ekonomi seperti dijadikan pengemis, hingga dimanfaatkan organ tubuhnya.

“Kasus penculikan meski terjadi hanya satu atau dua kasus itu sangat meresahkan masyarakat. Semuanya bermuara pada kebutuhan ekonomi pelaku,” katanya.

Bambang Joyo menilai, anak yang tinggal di lingkungan perkotaan paling rentan menjadi sasaran penculikan. Terutama anak SD, yang berangkat dan pulang sekolah tanpa pengawasan orang tua.

“Anak-anak SD tanpa pengawasan menjadi sasaran empuk untuk didekati dengan modus diberikan uang, permen, maupun benda lainnya” bebernya.

Setelah kejadian ini, ia mengingatkan agar setiap orang tua melakukan pengawasan terhadap putra-putrinya, terutama saat berangkat dan pulang sekolah maupun saat bermain. Selain itu, lanjut dia, masyarakat hendaknya melakukan pengawasan secara sistematis, yakni satu sama lain saling  melakukan pengawasan.

“Jam berangkat dan pulang sekolah adalah waktu yang rentan terjadi penculikan. Tapi paling penting sih orang tua, khususnya dalam memberikan edukasi ke anak dalam menyikapi pergaulan sosial,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, warga jangan terlalu mengandalkan kamera CCTV, lantaran alat tersebut hanya bagian dari perangkat yang berfungsi untuk mendeteksi, dan bukan mencegah terjadinya kejahatan. Selain itu, aparat penegak hukum juga diharapkan memberikan keamanan terhadap anak sebagai prioritas.

“Upaya-upaya pencegahan perlu digalakkan dengan patroli keliling dari sekolah ke sekolah yang terhitung rentan terjadi penculikan,” pesannya. (mha/aro) 

Reporter:
M Agus Haryanto

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya