RADARSEMARANG.COM, Semarang – Rizal Anggriawan alias Kacang, 34, warga Jalan Udowo Timur, Kelurahan Bulu Lor, Semarang Utara meregang nyawa di RSUP dr Kariadi. Pria ini tewas bersimbah darah setelah duel dengan Najib, juga warga Semarang Utara.
Perkelahian berdarah itu terjadi di Hotel Oewa Asia, Jalan Kolonel Sugiono, Semarang Utara, Rabu (19/10) menjelang Kamis (20/10) dinihari. Duel dua preman ini dipicu rasa cemburu oleh tersangka Najib terhadap perempuan selingkuhannya bernama Tasya.
Kejadian bermula saat tersangka dan Tasya check-in di kamar 17 hotel tersebut. Keduanya menenggak minuman keras sembari makan bersama hingga berlanjut melakukan hubungan badan. Tiba-tiba tersangka marah terhadap Tasya lantaran melihat ada bekas ciuman bibir di bagian dadanya.
“Najib bertanya kepada teman wanitanya, kenapa ada tanda di bagian tubuhnya? Kemudian Tasya memberikan penjelasan kalau itu hadiah dari orang lain,” ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar di Mapolrestabes Semarang, Kamis (20/10).
Tersangka Najib pun meledak emosinya. Ia lantas meminta Tasya untuk memanggil orang yang telah memberinya ciuman tersebut. Tasya pun menghubungi korban Rizal dengan WhatsApp. Saat itu, korban menyanggupi datang sendirian ke hotel.
Sampai hotel, tersangka dan korban langsung berkelahi. Korban melawan dengan celurit yang dibawanya. Namun tersangka lebih jago. Dengan pisau lipat, tersangka yang sudah gelap mata menusuk pipi, kepala, perut, dan pinggang korban. Korban pun jatuh terkapar bersimbah darah. Tersangka yang panik lantas membawa korban ke RSUP dr Kariadi Semarang. “Karena lukanya sangat parah dan kehabisan darah, korban akhirnya meninggal,” katanya.
Kejadian itu kali pertama diketahui karyawan hotel bernama Ridwan. Ia curiga melihat bercak darah di sepanjang lorong menuju kamar yang disewa oleh tersangka. Saksi lantas menelusuri bekas bercak darah itu, dan berujung di kamar 17. Setelah dicek, ternyata kamar sudah kosong dan kondisinya berantakan. Kejadian itu pun dilaporkan ke Polsek Semarang Utara.
Setelah dilakukan penyelidikan, kamar tersebut disewa oleh pemesan bernama Nurul Mustofa. Penyelidikan pun dilakukan sampai ke IGD RSUP dr Kariadi dan berhasil menemukan korban. Namun nyawa korban sudah tidak terselamatkan. Penyelidikan terus dilakukan hingga akhirnya berhasil mengamankan tersangka tanpa perlawanan di rumahnya Kamis (19/10) lalu.
Tersangka Najib mengaku berkelahi dengan korban dan melakukan penusukan dengan pisau lipat di kamar 17. Korban yang datang membawa celurit juga sempat melakukan perlawanan. “Saya yang membawa dia (korban) ke rumah sakit. Saya minta tolong sama teman. Saya ketakutan lihat darahnya,” katanya.
Pria yang mengaku sebagai petugas keamanan proyek ini mengaku, kejadian itu dipicu rasa cemburu dengan kekasih gelapnya, Tasya. Ia sudah menjalin hubungan dengan Tasya sejak lima bulan lalu. Najib sendiri telah punya istri dan anak.
“Saya kerja sekuriti proyek. Saya sudah beristri dan punya empat anak. Kenal dia (Tasya) di dekat tempat proyek kerja dulu,” akunya.
Tasya mengakui, bekas ciuman di dadanya dilakukan oleh korban sepulang dari tempat karaoke di Semarang Utara. Saat itu, kata dia, dilakukan sama-sama dalam kondisi mabuk bareng di tempat karaoke.
“Tanda merah itu sejak dua hari sebelum kejadian. Dia datang ke rumah, sebelumnya pergi sama aku. Saya tidak ada hubungan apa-apa sama dia (korban). Dia tamu saya, saya PK freelance. Saya diantar pulang, dia mabuk saya juga mabuk. Dia melakukan itu. Tahunya pagi, ada tiga cupang,” bebernya.
Merasa terdesak oleh pacarnya yang emosi, Tasya menuruti untuk mengundang korban ke hotel. Namun tidak tahunya berujung perkelahian, dan tamunya tersebut meninggal. “Saya gak tahu kalau dia bawa celurit. Katanya, sebelum itu, dia mau berantem sama orang lain. Terus saya suruh datang,” katanya. (mha/aro)