26 C
Semarang
Tuesday, 24 December 2024

Begini Hasil Pemeriksaan Dua Oknum TNI Terkait Kasus Pembunuhan ASN Bapenda Kota Semarang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Hingga kini, kasus pembunuhan ASN Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang Iwan Boedi Prasetjo Paulus belum terungkap. Meski begitu, pihak Polisi Militer Kodam IV/Diponegoro juga turut melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap dua anggota TNI yang sekarang ini ikut menjadi saksi dalam kasus tersebut.

Hal tersebut dibenarkan Komandan Polisi Militer Kodam IV/Diponegoro (Danpomdam IV/Diponegoro), Kolonel CPM Rinoso Budi. Setelah Panglima TNI, Jendral TNI Andika Perkasa mengungkapkan adanya dua prajurit TNI di Jateng yang ikut diperiksa. Bahwa pemeriksaan dilakukan pasca ditemukannya jenazah Iwan Bodi dalam kondisi terbakar.

“Kami mendapatkan informasi dari Kapolrestabes dan Asintel diteruskan ke kami. Jadi itu dua, bukan tiga. Memang yang diduga polisi itu ada tiga. Yang anggota TNI, dua, inisial AG dan HR, satunya HRD ini sipil,” ungkapnya saat konferensi pers di kantornya, Kamis (13/10) kemarin.

Danpomdam membeberkan, setelah mendapat informasi tersebut, kemudian melakukan pemeriksaan terhadap para saksi. Pihaknya menyebutkan, sampai sejauh ini telah memeriksa 26 orang termasuk dua anggota TNI tersebut. Hasil pemeriksaan, belum ditemukan unsur-unsur yang mengarah ke pembuktian keterlibatan kasus tersebut. “Belum ada bukti permulaan yang cukup adanya dugaan keterlibatan oknum anggota TNI. Namun demikian, kami tetap melaksanakan penyelidikan,” tegasnya.

Dugaan keterlibatan menjadi saksi tersebut, lantaran hasil penyelidikan kamera CCTV menyorot pengendara motor yang mirip AG, termasuk sepeda motornya. Hanya selang beberapa menit, korban Iwan Boedi juga tersorot kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian sesaat melintas di jalan yang sama pada Rabu (24/8) sekitar pukul 07.24. Hal inilah yang membuat AG dan HR dilakukan pemeriksaan.

“Gambar di CCTV yang tadinya anggota TNI AD, saudara AG, setelah dicek dia adalah saudara Dwi Efa pegawai Binus School. Juga sudah kami BAP yang bersangkutan, serta kami periksa. Memang yang bersangkutan pada pukul 07 sekian melintas untuk berangkat kerja ke Binus School, dengan kondisi sama persis tas ransel ada merah-merahnya dan segala macam. Ternyata saudara Dwi, bukan anggota TNI AD yang berinisial AG,” bebernya.

Selain itu, adanya dua saksi lain, yakni HRD dan Agung Portal yang sebelumnya dilakukan pemeriksan di Polrestabes Semarang, Danpomda mengatakan, awalnya mengaku mengenal setelah melihat foto yang diperlihat penyidik Polrestabes. Namun saat diperiksa di Pomdam, ternyata hanya mengenal dan tidak melihat dua anggota TNI tersebut berada di sekitaran lokasi kejadian.

“Ini memang berbeda hasil pemeriksaan Polrestabes Semarang dengan Pomdam. Saat diperiksa yang bersangkutan dilihatin foto dan mengakui yang dikenal di foto itu anggota TNI. Tetapi saat kami panggil, kami sudah minta izin Polrestabes, hasilnya berbeda bahwa Agung Portal tidak mengenal dan tidak melihat dua oknum anggota TNI di TKP,” jelasnya.

Danpomdam juga menyampaikan, telah mengajukan dan berkirim surat pemohonan ke LPSK lantaran tiga orang saksi minta perlindungan, yakni Agung Portal, termasuk saksi Dwi, dan satu orang lainnya bernama Agus.

Lanjut Danpomdam, setelah melakukan pemeriksan terhadap 26 orang, hasilnya penyelidikan kemudian dikirim ke Pangdam IV Diponegoro, hingga Panglima TNI. Di samping itu pihaknya juga menyerahkan ke petinggi Polri, dalam hal ini Polda Jateng, termasuk Polrestabes Semarang.

“Sebagai bahan koordinasi penyelidikan lebih lanjut. Mohon penyelidikan ini diteliti dan didalami lagi, kira-kira apa yang belum pas. Intinya satu, kami proaktif dengan kasus ini. Dan kami penyidik Pomdam siap membantu dalam rangka mengungkap supaya cepat selesai dan terungkap,” katanya.

Pembunuhan ini, Danpomdam menduga, pelaku sudah merencanakan sebelumnya. Selain itu, pihaknya bersama Polrestabes Semarang termasuk LPSK juga menganalias pelaku sudah mengamati dan mempelajari situasi lokasi sekitaran kejadian.

“Ini pembunuhan berencana. Apakah dia terlatih atau tidak, kami belum bisa menyimpulkan. Yang ke TKP awal adalah Polrestabes, kita hanya menerima informasi itu. Kami belum melangkah jauh. Kami hanya mendalami sebatas informasi yang kami dapat dari Polrestabes,” jelasnya.

Pihaknya menambahkan, dua anggota TNI tersebut ada yang berpangkat Perwira dan Bintara. Menurutnya, akan selalu berupaya untuk objektif dalam penyelidikan kasus ini. Bahkan pihaknya selalu menekankan kepada penyidik untuk ikut membantu mengungkap kasus ini, bukan membela.

“Makanya kami mengundang LPSK. Hasil penyelidikan kami serahkan ke Panglima. Kalau toh nantinya masuk dari penyelidikan ke penyidikan, kami juga punya cara bagaimana bertindak mewujudkan transparansi. Apabila nanti unsur-unsur memenuhi, kami nanti akan serahkan ke tim gabungan. Kajati, Polri dan kami,” pungkasnya. (mha/ida)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya