28 C
Semarang
Thursday, 17 April 2025

500 Warga Tertipu Investasi ‘Titip Dana’, Total Kerugian Seluruh Korban Capai Rp 6,6 Miliar

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sedikitnya 500 warga tertipu investasi abal-abal bernama ‘Titip Dana’. Bahkan, ada korban yang mengalami kerugian hingga Rp 200 juta. Kabarnya, total kerugian seluruh korban mencapai Rp 6,6 miliar.

“Kalau saya kecil, sekitar Rp 4,5 juta. Tapi kalau korban-korban lainnya ada yang sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah,” ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya kepada RADARSEMARANG.COM, Rabu (21/10).

Pria ini membeberkan, ia tertarik mengikuti investasi setelah ikut bergabung di grup WhatsApp (WA) pada awal Oktober 2022 lalu. Grup WA tersebut adminnya seorang wanita berinisial T, yang diduga pelakunya.

Ia mengetahui adanya investasi yang diduga abal-abal itu dari rekannya yang juga mendapatkan informasi dari mulut ke mulut.

“Nama investasinya Titip Dana. Jadi, di sistem investasi ini ada grup WA. Awalnya, ada admin dari si owner ini yang menawarkan Titip Dana. Jadi, kalau kita menitipkan duit sekian, nanti dijanjikan dikembalikan dengan waktu yang singkat dan diberikan keuntungan sekitar 30 persen,” bebernya.

Awalnya, ia tidak menaruh curiga. Sebab, rata-rata para korban memang mendapat transferan keuntungan.  Di grup WA, T sebagai admin kerap menulis testimoni dengan iming-iming keuntungan yang menggiurkan. Tujuannya, untuk meyakinkan para calon korbannya. Merasa yakin, ia langsung setor uang Rp 4,5 juta melalui transfer antarbank pada 7 Oktober 2022.

“Sejak bulan kemarin, admin selalu posting. Hasil dari Titip Dana diposting. Ada penawaran juga. Ada testimoni juga. Akhirnya, kami sedikit yakin, karena lancar. Dan apesnya kami belum mendapatkan hasil,” jelasnya.

Berjalannya waktu, dugaan penipuan ini terendus para korban. Sebab, uang hasil investasi tersebut mengalami ketersendatan. Hanya di awal lancar, setelah itu macet. Namun pelaku berdalih lantaran keterbatasan pengambilan uang di bank pemilik admin.

“Alasannya terkendala limit dari bank. Transfer maksimal Rp 100 juta. Namun keesokan harinya, ternyata (admin) menghilang dari grup WA. Tapi belum kabur, masih berada di rumah,” katanya.

Sadar menjadi korban penipuan, para korban bergabung membentuk grup WA. Jumlahnya mencapai ratusan orang. Jumlah kerugian juga bervariasi. “Setelah kejadian itu, kami membuat grup. Ada sekitar 500 orang. Kalau di dalam grup ini ada 320 orang. Terkecil kerugian Rp 500 ribu, terbesar kalau saya pernah dengar ada yang Rp 190 juta. Terbentuknya grup sejak 2018,” jelasnya.

Atas kejadian ini, pihak korban langsung mendatangi rumah pelaku. Mereka menuntut pelaku mengembalikan uang yang diduga telah digelapkan. Namun hal ini tidak mendapat respons memuaskan dari pelaku. Hingga akhirnya para korban melaporkan pelaku ke polisi.

“Kalau bisa sih uangnya kembali. Tapi kalau melihat kondisi rumah dan keluarganya, saya gak yakin asetnya bisa untuk mengembalikan semua dana yang dititipkan para korban,” katanya.

Informasi yang beredar, total kerugian para korban mencapai Rp 6,6 miliar. Pihak korban merasa tidak terima setelah mendapat informasi pelaku masih berkeliaran bebas.

“Kami minta keadilan. Setidaknya pelaku jangan sampai bebas. Kemarin sudah ada laporan ke Polrestabes Semarang. Ada tetangga yang tahu, tersangka dibebaskan sehari setelahnya,” ujarnya.

“Kami minta keadilan supaya pelaku diproses hukum. Dipenjara bersama para sindikatnya,” tambahnya.

Korban lainnya, Anggi, juga berharap pelaku diproses hukum. Ia mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah. “Kerugian saya kurang lebih Rp 10,5 juta. Awalnya juga ditawari, akhirnya ikut gabung bulan Agustus 2022. Awal transfer, dikasih keuntungan. Tapi setelah itu macet,”katanya. (mha/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya