RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Seorang pemuda meregang nyawa di rumah sakit setelah menjadi korban pengeroyokan di Jalan Medoho, Kecamatan Gayamsari. Sejumlah orang yang diduga pelaku telah diamankan oleh kepolisian.
Korban meninggal bernama Ihram Tacinarsi, 20, warga Condrorejo, Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan. Sebelumnya, anggota Polsek Gayamsari, mendapat laporan ditemukan seorang pria tergeletak dalam kondisi babak belur di depan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang, Minggu (2/10), pukul 01.00.
Kali pertama korban ditemukan oleh Irfan dan Ivan, keduanya warga Kecamatan Pedurungan. Bermula saat dua remaja ini berboncengan mengendarai sepeda motor dan melihat sepeda motor terparkir di depan MAJT. Kemudian mereka mendekat dan melihat korban sudah tergeletak di dekat sepeda motornya dengan kondisi luka di dahi.
“Kemudian saksi bertanya kepada korban, ‘kamu kenapa’, korban menjawab katanya dikeroyok dan dipukuli pakai paving sama orang. Saat diberi minum air putih korban tidak sadar,” ungkap Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, Jumat (7/10).
Dua orang saksi ini sempat meminta tolong kepada warga sekitar dan mencari informasi terkait kejadian yang dialami korban. Kemudian keluarga korban datang dan membawanya ke rumah sakit, Pantiwilasa Citarum, sekitar pukul 01.30.
Kondisi korban yang kritis kemudian dirujuk ke RS Ketileng Semarang. Setelah menjalani perawatan beberapa hari, nyawa korban tidak terselamatkan pada Rabu (5/20). Menindaklanjuti kasus penganiayaan tersebut, jajaran Polsek Gayamsari dan Resmob Polrestabes langsung melakukan penyelidikan, dan berhasil mengamankan sejumlah orang yang diduga pelaku. “Tujuh orang sudah diamankan ke Gayamsari,” terangnya.
Terpisah, Kapolsek Gayamsari, Kompol Hengky Prasetyo membenarkan telah mengamankan sejumlah terduga pelaku. Dari tujuh orang, satu orang merupakan saksi. “Enam orang, bukan tujuh. Yang satu ternyata saksi, ikut-ikutan. Semua sudah dewasa, di atas 20 tahun. Pelaku ada yang dari Tandang dan Gajah,” bebernya.
Terkait lokasi penangkapan dan identitas pelaku, Hengky belum bersedia membeberkan. Pihaknya hanya menyampaikan, korban dan pelaku tidak saling kenal. Sedangkan kejadian bermula saat rombongan pelaku bermaksud mencari tas adikny ayang tetinggal di sebuah kafe (TKP).
“Nah, pas di luar, tiba-tiba rombongan korban melintas sambil nantang-nantang dan mengacung-acungkan celurit. Terus terjadi keributan dan salah satu (korban) ketinggalan (dikeroyok). Sempat bisa melarikan diri, kemudian tergeletak di MAJT,” katanya. Saat ini pelaku masih menjalani pemeriksaan untuk proses hukum lebih lanjut. (mha/zal)