RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pelaku dan motif pembunuhan Iwan Boedi Prasetjo Paulus, 51, yang jasadnya ditemukan di lahan semak belukar CV Family, kawasan Marina, Semarang Barat hingga kini belum terungkap. Keluarga almarhum berencana menggandeng pengacara untuk mengawal kasus terbunuhnya pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang ini.
“Dalam waktu dekat kami menunjuk pengacara sama nurunin surat kuasanya itu. Langkah selanjutnya nanti kami diskusikan dulu sama pengacara yang sudah dipilih,” ungkap Theresia Alfita Saras, putri almarhum Iwan Boedi kepada RADARSEMARANG.COM, Minggu (2/10).
Seperti diketahui, jasad Iwan Boedi ditemukan meninggal secara tragis di kawasan Marina, Kamis (8/9) sekitar pukul 17.00. Tubuhnya hangus terbakar bersama sepeda motornya. Hasil investigasi kepolisian, korban diduga dibunuh sejak 24 Agustus 2022 lalu. Di tanggal tersebut, Iwan Boedi sudah tidak ada kabarnya, dan pihak keluarga melaporkan hilangnya korban ke Polrestabes Semarang keesokan harinya, 25 Agustus 2022.
“Kasus papa ini itungannya lama. Keluarga kita sudah mempercayakan kepada kepolisian. Semoga amanah. Harapan kami, semoga kasusnya segera terungkap dan pelakunya tertangkap,” harapnya.
Alfita Saras mengakui rumahnya telah dikunjungi Tim Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) beberapa waktu lalu. Saat itu, kata dia, LPSK menanyakan seputar kronologi awal hilangnya korban hingga ditemukan sudah dalam kondisi meninggal secara tragis.
“Kalau dari cerita mama, LPSK menanyakan kronologi awal papa hilang sampai proses pencariannya gimana. Titik CCTV yang menyorot kendaraan papa itu di mana saja. Sampai proses papa ditemukan di Marina itu,” bebernya.
“Tapi saat datang ke rumah, malah tidak ngasih tahu ke pihak keluarga kalau ada tiga saksi yang minta perlindungan. Kita tahunya justru saat baca berita malam harinya,” tambahnya.
Ia menyebut, pelaku yang tega menghabisi nyawa ayahnya sangat keji. Ia juga menyebut, pelaku tidak pantas disebut manusia. Karena itu, ia berharap pihak kepolisian segera mengungkap dan menangkap pelakunya.
“Harapan dari kami, kalian (pelaku) akan segera tertangkap dan segera dihukum secara duniawi juga, walaupun nantinya mungkin kalian bisa lolos, karena trik atau manipulasi kalian, tapi dari keluarga sendiri, kalau hukum karma itu tidak pernah salah alamat,” ujarnya.
Di sisi lain, tim LPSK bersama kepolisian telah mendatangi lokasi jasad Iwan Boedi ditemukan. Di lokasi tersebut, ditemukan lembaran berisi curahan hati dari keluarga Iwan Boedi, persis di atas tanah bekas jasad korban hangus terbakar. “Iya, itu saya yang buat. Itu saya kasih waktu tabur bunga terakhir sebelum pemakaman papa,” kata Alfita Saras.
“Pesan itu yang pasti isi hati saya untuk papa. Jadi, di surat itu intinya kita ngajak jiwanya papa untuk keluar dari tempat itu. Karena sebentar lagi kan waktu itu mendekati pemakaman. Jadi, harapan saya di situ saya juga berdoa sambil ngasih surat itu. Intinya dari keluarga ngajak papa pulang ke pemakaman supaya jiwanya tenang,” bebernya.
Saras juga menyampaikan isi curahan hati tersebut bahwa intinya ia minta maaf kepada ayahnya. Selain itu juga sebagai bentuk memaafkan kesalahan sengaja maupun tidak disengaja yang dilakukan oleh almarhum ayahnya.
“Terus isi surat itu juga ada ungkapan Terima kasih segala bentuk pengorbanan cinta kasih papa ke saya, terutama sejak lahir. Terus isinya juga ada harapan kami itu papa berpulangnya lebih tenang. Urusan dunia ketidakadilan cara berpulangnya papa yang tidak adil itu biar kita keluarga saja yang urus. Papa tinggal tenang aja, tidak usah boleh ke belakang. Tidak usah mikirin kami lagi, urusan dunia biar kita keluarga yang berjuang,” jelasnya.
Terkait rasa trauma, Saras mengakui kejadian ini dirasa akan membawa rasa trauma seumur hidup. Menurutnya, sampai sekarang belum percaya kalau ayahnya sudah meninggal.
“Kalau trauma pastinya kan seumur hidup. Bahkan untuk saat ini, kadang ketika bangun tidur itu rasanya enggak percaya kalau papa itu sudah tidak ada. Apalagi caranya dengan yang kayak gitu,” jelasnya.
“Yang kecil ini (adiknya) juga gak mau lepas dari mamanya. Takut kehilangan juga. Juga sering nanyain papanya. Tapi sedikit banyak dia juga sudah tahu kalau papanya sudah gak ada, sudah di surga. Kita kasih pengertian,” imbuhnya. (mha/aro)