RADARSEMARANG.COM, Semarang – Aparat Polrestabes Semarang terus berupaya mengungkap motif tewasnya Paulus Iwan Boedi Prasetijo, 51, yang mayatnya ditemukan hangus terbakar di lahan semak belukar CV Royal Family, kawasan Marina, Tawangsari, Semarang Barat, Kamis (8/9) lalu. Polrestabes telah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan korupsi, utang-piutang, hingga motif asmara.
“Tim ini kita bagi. Yang pertama, mencari bagian tubuh korban yang belum ditemukan. Hari ini (kemarin) kami menemukan bagian tulang rusuk, tidak jauh dari titik penemuan jenazah korban,” ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar di lokasi kejadian kepada RADARSEMARANG.COM, Kamis (15/9).
Penyisiran itu kembali dilakukan melibatkan tim gabungan dari Inafis, Reskrim Polrestabes Semarang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), relawan, serta Satpol PP Kota Semarang. Selain tulang rusuk, juga ditemukan sebilah pisau kecil panjang sekitar 15 sentimeter persis di TKP pembakaran. “Pisau itu diduga yang digunakan (pelaku),” katanya.
Dikatakan, olah TKP ini lanjutan dari penyisiran Rabu (14/9) lalu. “Hari kemarin, ditemukan bagian tangan, lengan, dan tungkai. Semua sudah kita bawa ke rumah sakit Bhayangkara,” katanya.
Sedangkan tim lain yang dibentuk, lanjut kapolrestabes, juga terus melakukan pendalaman dari motif kasus ini.
“Apakah motif korupsi, masih kita dalami. Apakah motif lain, misalnya soal asmara, soal utang piutang, soal keluarga, dan seterusnya. Tim ini sudah kita bagi ke bagian-bagian yang perlu didalami untuk mengungkap kasus ini,” bebernya.
Kapolrestabes juga menyampaikan, diduga kuat korban Iwan Boedi dibunuh terlebih dahulu sebelum dibakar. Tidak menutup kemungkinan, lanjut dia, aksi pembunuhan tersebut dilakukan di tempat lain, sebelum dibakar di TKP.
“Kami juga belum bisa memastikan apakah pelakunya lebih dari satu atau hanya satu orang. Tapi yang pasti, kami optimistis kasus ini akan terungkap dalam waktu yang tidak lama,” tegasnya.
Dijelaskan, dari hasil Laboratorium Forensik (labfor) diduga korban meninggal paling lama tujuh sampai 14 hari sebelum ditemukan. Terkait saksi-saksi yang sudah dilakukan pemeriksaan, kapolrestabes menyampaikan sudah 20 orang lebih yang diperiksa.
Terkait hasil tes DNA, pihaknya mengatakan secara lisan sudah disampaikan kepada keluarga korban, yakni kepada istri, Theresia Onee Anggarawati, 48, termasuk keempat anak almarhum. Hal itu disampaikan dengan berkunjung ke rumah keluarga korban, Rabu (14/9) lalu.
“Memang baru lisan. Tetapi merupakan kewajiban kami untuk menyampaikan informasi yang secepat-cepatnya kepada keluarga korban tentang progres dari penyelidikan yang kami lakukan,” katanya.
Kerabat korban Didik Prasetyo mengatakan, pihaknya telah mendengar keterangan dari pihak keluarga korban yang telah menerima informasi dari kepolisian terkait hasil tes DNA yang identik dengan Iwan Boedi Prasetijo.
“Itu baru secara lisan. Tetapi kalau dari pihak keluarga ingin secara tertulis bahwa hasil tes DNA itu identik dengan suaminya. Jadi, masih menunggu,” katanya yang juga berada di lokasi penyisiran, kemarin.
Istri Iwan Boedi Prasetijo, Theresia Onee Anggarawati, kemarin tampak berduka. Ia menangis saat teman-teman sekantor almarhum suaminya di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang datang ke rumahnya, Kamis (15/9).
Onee mengaku, telah dikabari langsung hasil DNA yang identik dengan suaminya oleh Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar, Rabu (14/9). Meski sedih, Onee berusaha tegar menerima kenyataan tersebut. “Saya sebetulnya rapuh. Tapi saya tidak bisa rapuh dan bersedih terus,” ujarnya.
Onee mengaku sangat berduka atas kejadian ini, dan tidak menyangkanya.”Lha gimana, Mas. Suami baik-baik yang saya eman-eman kok diperlakukan demikian,” katanya sedih.
Ia meminta kasus yang menewaskan suaminya itu dikawal hingga terungkap. “Harapan keluarga agar kasus ini bisa diketahui, dikawal sampai selesai,” kata Onee saat ditemui di rumah duka di Jalan Tembalang Selatan, Semarang.
Onee mengatakan, banyak simpati dan dukungan yang diterima keluarga atas kejadian yang menimpa almarhum suaminya itu. Sehingga dia mengharapkan kepolisian bisa segera mengungkap tindak pidana tersebut.
Adapun jenazah almarhum suaminya yang tinggal potongan tulang belulang, kata dia, belum diserahkan kepada keluarga. “Kami belum menerima secara resmi dari kepolisian,” ujarnya.
Pantauan koran ini di rumah duka, sejumlah kerabat dan teman kerja korban telah datang untuk menyampaikan bela sungkawa. (mha/aro)