26 C
Semarang
Tuesday, 24 December 2024

Kronologi Penembakan Istri Anggota TNI, Sebulan Lalu Rumah Korban Dimasuki Orang Tak Dikenal

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – RW, 34, masih mampu mengendarai motor Yamaha Mio putih meski terkena tembakan di bagian perut. Pukul 11.55.39, dia terkena tembakan pertama.

Dia berhenti lalu memegang perut bagian kanan. Putrinya yang masih mengenakan seragam SD, putih merah, dan duduk di depan, masih belum mengetahui apa yang terjadi pada ibundanya.

Setelah turun dari motor dan memarkirnya, Rina yang mengenakan baju warna oranye hendak berjalan masuk pintu gerbang rumahnya. Namun sekali lagi, dua pelaku yang mengendarai motor besar warna hijau datang lagi dari arah timur.

Pelaku yang membonceng, berjaket hitam dan helm putih, kembali menembakkan pistolnya. Dengan cepat, Rina mengayunkan tas sekolah putrinya ke arah kedua pelaku. Tembakan pelaku pun meleset. Rina langsung memeluk putrinya bermaksud melindungi. Sedangkan kedua pelaku kabur ke arah barat atau ke Jalan Cemara Raya, Banyumanik.

Peristiwa pemembakan itu memang berlangsung dramatis. Peristiwanya sangat cepat. Berdasarkan rekaman CCTV yang beredar, aksi pelaku tak lebih dari satu menit. Pukul 11.55-11.56. Namun sebelumnya, pada pukul 11.03, kedua pelaku sudah kliteran di sekitar lokasi kejadian. Dugaan sementara pelaku dua orang tak dikenal (OTK). Namun ada juga yang menduga tiga orang.

Dua pelaku berboncengan motor besar warna hijau. Diduga motor Kawasaki Ninja 250. Pelaku mengenakan jaket merah berhelm biru, serta jaket hitam berhelm putih. Sedangkan dugaan pelaku satunya mengendarai sepeda motor sendirian. Pelaku ketiga ini masih disangsikan.

Korban merupakan istri anggota TNI Arhanudse Kopral Satu (Koptu) Muslimin. Kejadiannya persis di depan rumah korban Jalan Cemara III No 1 RT 08 RW 03, Perumahan Grand Cemara, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Senin (18/7) sekitar pukul 11.55.

Korban mengalami dua luka tembak di bagian perut. Beruntung, nyawa korban berhasil selamat.  Kemarin, korban menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru yang bersarang di perutnya di RS Hermina Banyumanik.

Menurut kesaksian warga setempat, Rumi, penembakan itu dialami korban saat menjemput putrinya yang sekolah di SD Srondol. Korban mengendarai sepeda motor Yamaha Mio putih nopol H 2178 APG. Putrinya yang masih mengenakan seragam SD duduk di depan. Sampai di depan rumahnya, dua pelaku yang sudah membuntuti, menyalip dan langsung menembakkan pistolnya ke arah korban. Korban sempat terkena dua kali tembakan di bagian perut.

“Kalau kejadian persisnya saya kurang tahu. Saat itu, saya baru pulang kerja dari rumah Pak Yuli, dan waktu itu saya baru cuci tangan. Saya mendengar suara tembakan dor-dor, dua kali. Saya sempat kaget. Cuma tidak tahu tembakan apa itu, terus saya kesitu,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (18/7).

Menurut Rumi, pelaku penembakan mengendarai motor jenis Ninja warna hijau berboncengan. Diduga kedua pelaku telah membuntuti korban sejak dari gang Cemara III, dari arah barat menuju timur, masuk ke arah rumah korban.  “Sebelumnya ada dua orang di gang. Tapi tidak kenal,” katanya.

Setelah melakukan penembakan, kedua pelaku kabur ke arah timur. Namun tiba-tiba pelaku balik lagi ke arah barat atau ke rumah korban. Pelaku sempat kembali menembak korban. Korban yang habis memarkir motornya, dengan cepat mengayunkan tas sekolah anaknya ke arah pelaku. Tembakan pelaku pun meleset. “Setelah ditembak kedua itu, korban buka pintu pagar. Setelah itu ndlosor jatuh di depan pintu,” ujarnya.

Koptu Muslimin, suami korban, yang berada di dalam rumah, langsung keluar menuju sumber suara. “Terus mase yang punya rumah langsung tak suruh kejar. Tapi, jalan kaki ya tidak terkejar. Orangnya naik motor Ninja hijau,” jelasnya.

Selanjutnya Muslimin dibantu tetangga langsung menolong korban dan dilarikan ke RS Hermina Banyumanik. Kejadian itu dilaporkan ke Polsek Banyumanik, diteruskan ke Polrestabes Semarang dan Unit Inafis Polrestabes Semarang.

Pelaku penembakan masih misterius. Namun berdasarkan keterangan saksi dan rekaman CCTV, pelaku dua orang mengendarai sepeda motor Kawasaki Ninja warna hijau tanpa pelat nomor. Dari rekaman CCTV juga terlihat seorang pengendara motor sendirian, yang diduga teman pelaku.

Menurut sekuriti perumahan setempat, Triyanto, aksi pelaku sempat terekam lima kamera CCTV yang terpasang di perumahan tersebut, termasuk CCTV di rumah korban.

“Wajahnya tertutup dan pelat nomornya tidak ada. Sempat terdengar suara ledakan dua kali. Ketika saya datang ke sini, ada penembakan,” jelasnya.

Menurut dia, permukiman tersebut selalu ramai dan tidak jauh dari tempat pemancingan. Sebelum kejadian ini, kata Triyanto, rumah korban sempat dimasuki orang tak dikenal pada bulan lalu.

“Kejadiannya malam hari. Ada dua orang mengendarai motor. Yang satu masuk ke dalam rumah sampai naik ke lantai atas. Tapi keburu diketahui korban, lalu pelaku kabur keluar rumah,” terangnya.

Saat kejadian itu, lanjut dia, suami korban, Koptu Muslimin, tidak di rumah. Dimungkinkan sedang berdinas di kesatuannya. Sementara belum diketahui, apakah dua orang pelaku tersebut sama dengan pelaku penembakan kemarin. Namun atas kejadian tersebut, korban sempat shock.  “Setelah itu, rumahnya dipasangi CCTV. Sebelumnya tidak ada CCTV,” katanya.

Rumah korban cukup mewah. Berlantai dua. Pagar depan cukup tinggi, dengan hiasan batu alam. Pintu gerbangnya berbahan pelat besi istimewa. Rumah tersebut dihuni lima orang. Muslimin, istrinya (korban), dan tiga anaknya. Dua anaknya duduk di bangku SD. Sedangkan yang bungsu masih balita.

Sempat terlihat anak laki-laki sulungnya menangis setibanya dari sekolah. Ia tak kuasa menahan air mata saat mendengar ibunya ditembak orang tak dikenal. Di lokasi, kemarin banyak anggota TNI mengamakan TKP. Pihak keluarga korban sendiri belum bersedia memberikan keterangan.

Ketua RT 8 RW 3 Kelurahan Padangsari, Agus Purnomo, menjelaskan, korban dan keluarganya belum lama menempati rumah tersebut. Kurang lebih baru tiga bulan. Meski demikian, suami korban dikenal aktif di lingkungan kampung.

“Baru di sini dua sampai tiga bulan. Tadinya di asrama. Bapaknya (suami korban) anggota TNI. Di sini juga aktif kegiatan bareng warga. Kalau istrinya ibu rumah tangga. Punya anak tiga, satunya masih kecil, baru aqiqahan belum lama lalu,” imbuhnya.  (mha/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya