RADARSEMARANG.COM, Semarang – Percobaan penculikan anak terjadi di Kota Semarang. Korbannya, siswi SD di wilayah Kecamatan Tembalang. Modusnya, pelaku berpura-pura sebagai penjemput.
Informasi yang diperoleh RADARSEMARANG.COM, peristiwa itu menimpa HKS, 9, siswi kelas 3 sebuah SD swasta di Tembalang, Rabu (18/5) sekitar pukul 13.00 lalu. Kejadiannya di kompleks sekolah di Jalan Tunas Harapan, Sendangmulyo, Tembalang, Kota Semarang.
Menurut Tisatul Muarofah, 28, wali kelas korban, peristiwa tersebut terjadi saat jam pulang sekolah sekitar pukul 13.00. Saat itu, korban HKS masih berada di lingkungan sekolah, dan menunggu dijemput.
“Siswi saya ini menunggu (jemputan) di halaman sekolah. Tapi, karena tak kunjung datang, kemudian jajan mi di luar gerbang sekolah, di tepi jalan raya,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM, Minggu (22/5).
Selesai membeli jajanan, korban bermaksud masuk ke lingkungan sekolah lagi. Tiba-tiba korban dihampiri pria tak dikenal. Pria tersebut langsung menggandeng korban, dan dipaksa untuk ikut.
“Tapi, dia (korban) tidak mau. Dia berontak, karena tidak kenal. Tapi, masih dipaksa. Lalu si anak teriak minta tolong. Akhirnya, ditolong siswa berseragam SMA,” beber warga Kedungmundu, Tembalang ini.
Seketika pelajar SMA yang belum diketahui identitasnya itu membentak pria yang menarik korban. Pelajar itu mengaku sebagai kakak korban. Setelah itu, pelaku pergi, dan korban kembali ke sekolah dengan memendam rasa takut. Bahkan, korban langsung masuk ke kelasnya lagi.
“Pelakunya sudah dewasa. Pakai kacamata hitam dan pakai masker. Tapi tidak dilepas. Naiknya motor matic,” jelasnya.
Ketika di dalam kelas, korban hanya bercerita dengan temannya. Selain itu, ia juga hanya bercerita dengan pihak penjemput yang sudah menjadi kepercayaan orangtuanya. Kemudian, orangtua korban yang dilapori pihak penjemput, menyampaikan ke pihak sekolah.
“Tahunya saya ketika di-WA sama orangtuanya. Penjemputnya itu cerita ke mamahnya. Kemudian setelah pulang kerja, anaknya kembali ditanyain dan menceritakan kejadian itu,” katanya.
Pihak kepolisian yang mendapat informasi kejadian ini langsung menuju ke sekolah swasta tersebut. Sebagai antisipasi, pihak sekolah memperketat penjemputan siswa-siswinya.
“Nanti kalau jemput, kita panggil satu-persatu. Dipersilakan masuk ke dalam sekolah. Untuk yang bersangkutan (korban), masih trauma. Masih belum mau keluar rumah,” ujarnya.
Kapolsek Tembalang Kompol R Arsadi mengakui adanya kejadian ini. Pihaknya juga telah mendapatkan laporan dan melakukan pengecekan. “Kejadiannya masih percobaan. Si anak dijemput orang tak dikenal. Diajak paksa. Kita masih melakukan penyelidikan. Untuk antisipasinya, kita akan terus meningkatkan patroli, termasuk ke sekolah-sekolah,” katanya.
Kemarin, beredar informasi kasus serupa menimpa siswi sekolah lain di wilayah Tembalang. Modusnya sama. Seorang pria berpura-pura sebagai penjemput. Namun pihak kepala sekolah saat dikonfirmasi menegaskan kalau kejadian tersebut hanyalah karangan dari siswanya alias fiktif.
“Itu ternyata tidak benar. Setelah dilakukan pendalaman, baik oleh pihak sekolah dan kepolisian, ternyata si anak yang bersangkutan hanya mengarang cerita,” jelas Kepala SD Negeri 3 Sendangmulyo, Agus.
Berdasarkan informasi yang beredar, pelaku memiliki ciri-ciri yang sama. Yakni, mengenakan masker dan kacamata hitam, pakai jaket, dan sepeda motor matic. Korbannya, siswi kelas dua SD. Kejadian ini pun telah diposting di akun media sosial.
Agus membeberkan, ibunda siswi tersebut sebenarnya sudah di sekitar sekolah. Namun ternyata si anak menunggunya di gerbang, dan kebetulan si terduga penculik ada di situ.
“Jadi, sebenarnya ibu si anak sudah ada di sekolah, tapi beristirahat di rumah penjaga berjarak sekitar 30 meter dari gerbang. Kenapa menunggu? Karena memang dia datang lebih awal dari jam pulang,” ujar Agus mengisahkan, Jumat (20/5).
“Nah terduga penculik sendiri ternyata sudah stand by persis di dekat gerbang dan kebetulan saat si anak itu keluar si terduga pelaku langsung menghampiri si anak,” ujarnya.
Agus mengatakan, si anak langsung lari kembali ke dalam kelas, sedangkan terduga pelaku juga langsung kabur. “Karena si anak sudah ditanamkan oleh gurunya jika ada orang yang tidak dikenal menjemput dia, jangan mau. Akhirnya, si anak lari ke dalam kelas, dan terduga penculik kabur,” jelas Agus.
Ia mengaku telah menyerahkan rekaman CCTV tersebut sebagai laporan atas dugaan tindakan pidana. Agus berharap dari rekaman tersebut polisi bisa mengungkap siapa terduga pelaku itu. “Kami sendiri telah menyerahkan rekaman CCTV peristiwa tersebut kepada kepolisian, semoga kasus ini segera bisa ditindak,” harapnya.
Saat dihubungi RADARSEMARANG.COM, Agus sedang rapat dengan jajaran keamanan sekolah serta Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas untuk memperketat penjagaan.
“Kami saat ini sedang melakukan rapat dengan jajaran staf dan guru untuk lebih memperketat keamanan dan penjagaan kepada anak-anak,” katanya. (mha/aro)