RADARSEMARANG.COM, Semarang – Temuan mayat terbungkus sarung di bawah Jalan Tol Semarang – Solo Km 425 hingga kemarin masih misterius. Namun mayat perempuan tersebut kuat diduga adalah korban pembunuhan.
Sebab, ditemukan luka di leher yang diduga digorok senjata tajam. Hal ini terungkap dari hasil otopsi dokter spesialis Forensik RSUP dr Kariadi Semarang beserta tim pasca temuan Minggu (13/3) sekitar pukul 07.00. Hasil sementara ditemukan leher korban menganga dengan pembuluh darah arteri pada leher dan kerongkongan putus.
“Hasil otopsi kemarin ada luka menganga di bagian leher. Diduga digorok pakai sajam,” ungkap Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang Iptu Wendi Andranu kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (14/3).
Sedangkan lokasi temuan berada di bawah jalan tol turut wilayah Kampung Grogol, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik. Kondisi mayat sudah membusuk, dan baunya menyengat. Diduga korban sudah meninggal antara tujuh sampai 14 hari sebelum ditemukan.
Terkait identitas korban, Wendi mengatakan belum terungkap. Kemudian, kulit ari pada sepuluh jari bagian tangan dan kiri sudah hilang kulit akibat pembusukan. Sehingga tidak bisa diambil dan dibaca dengan alat Mambis dan HH.
“Hasil identifikasi kita kesulitan karena semua, kulit ari-ari lapisan luar dan dalam untuk sidik jari yang menyimpan data itu sudah rusak. Mata, segala macam sudah rusak. Jadi tidak ada gambaran,” katanya.
Sedangkan ciri-ciri korban, tinggi badan diperkirakan kurang lebih 145 cm dan berat badan 45 kg. Warna kulit, kuning langsat, berambut panjang warna hitam sekitar 47 cm dan dicat atau bersemir pirang. Usia korban diperkirakan 25 sampai 27 tahun. Hasil olah TKP, didapati sepasang anting-anting emas pada kedua telinga kanan-kiri dengan mata warna putih atau perak.
“Untuk pengenalan wajah dan ciri ciri tubuh sudah susah, karena mulai pembusukan. Di bagian muka tinggal tengkorak. Yang jelas intinya kita mencari identitas dulu, yang nantinya untuk pengembangan,” bebernya.
Selain itu, tubuh korban mengenakan celana panjang jins warna biru merek Tren tanpa menggunakan celana dalam. Kemudian menggunakan kaos dalam warna merah tanpa menggunakan bra atau BH. Menurutnya, mayat tersebut diduga sengaja dibuang oleh pelaku yang belum terungkap. Sedangkan untuk mengelabuhi, jasad korban dibungkus sarung motif kotak-kotak.
“Apakah berjilbab, kita kurang tahu, karena pada saat ditemukan dalam kondisi tidak berjilbab. Kalau sebelumnya korban mengalami apa saja, kita belum bisa memastikan karena belum ada hasil resmi dari Tim otopsi dari Kariadi,” ujarnya.
Sarung tersebut terdapat tulisan merek ACTAS yang diikat pada ujung kepala dan ujung kaki dengan posisi meringkuk setengah miring. Selain itu, leher korban diikat kain kerudung warna biru merek Uma MA. Dua kaki korban diikat dengan kaos oblong lengan panjang warna crem motif garis.
Terkait luka lainnya, hasil otopsi sementara terdapat resapan darah pada kulit kepala bagian atas. Kemudian, terdapat resapan darah pada kulit bagian dalam dada sebelah kiri. Selain itu, tulang rusuk korban juga patah.
“Ada kelukaan juga di kepala bagian atas, dan juga tulang rusuk hampir semuanya patah. Kemungkinan kalau kepala dan tulang rusuk akibat jatuh dari ketinggian,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, sesosok mayat perempuan ditemukan Minggu (13/3) sekitar pukul 07.00. Lokasi temuan di bawah jalan tol turut wilayah Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik. Mayat tersebut kali pertama ditemukan oleh warga Pudakpayung, Banyumanik bernama Bambang yang kala itu sedang mencari burung dan memotong pohon. Tanpa sengaja, saksi mencium aroma tak sedap yang diduga bau bangkai manusia. Bungkusan sarung tersebut diikatkan dengan potongan bambu kurang lebih 1,5 meter. Diduga bungkusan tersebut sengaja dibuang dari jembatan jalan tol. (mha/aro)