RADARSEMARANG.COM, Semarang – Yandi, 28, warga Kampung Cimang, Kelurahan Simpang, Kecamatan Sikajang Kabupaten Garut, Jawa Barat yang memperdayai sedikitnya 10 janda di Kota Semarang tergolong lincah untuk mendapatkan sasarannya.
Yandi selalu mengganti nama yang dipakai di aplikasi. Nama samaran yang digunakan antara lain Reski, Ferizal, Helski, Roni, dan Jayadi.
“Untuk meyakinkan para korban, tersangka juga naik kendaraan (mobil), tapi rental. Dia juga mengaku sebagai karyawan di sebuah perusahaan ternama di bidang oli dan masih single. Setelah intens berkomunikasi, kemudian korban diajak ketemuan,” katanya.
Setelah korban terjerat oleh bujuk rayunya, tersangka menjalin asmara hingga berhubungan badan. Selama kenal, para korban juga kerap dimintai sejumlah uang dengan alasan untuk modal usaha.
Bahkan, manakala korban menolak untuk diajak hubungan badan, diancam tidak akan dikembalikan uangnya, dan tidak akan menikahi.
“Sasarannya memang janda yang sudah mapan (berduit). Setidaknya ada enam orang (melapor) yang menjadi korban. Semua warga Kota Semarang. Ada A, M, B, W, dan D. Rata-rata masih berusia relatif muda. Ada yang kelahiran 1997, 1987, dan 1992. Semua korban berstatus janda,” bebernya.
Baca Juga: Modal Tampang Keren dan Mobil Rental, Pria Ini Tipu 10 Janda Luar Dalam
Korban berinisial A mengaku mengenal tersangka sejak awal Desember 2020. Ia sempat diajak tidur, dan dimintai uang. Setelah itu, tersangka menghilang. Tak terima dengan kejadian itu, korban melaporkan ke Polrestabes Semarang. Sementara itu,
“Para korban menderita kerugian bervariasi. Ada yang Rp 22 juta, Rp 42 juta, Rp 27,850 juta, dan Rp 4,3 juta. Sedangkan A, kerugiannya kurang lebih Rp 60 juta. Sementara itu, total kerugian mencapai Rp 179,35 juta,” jelasnya.
Berdasarkan laporan tersebut, akhirnya tersangka diringkus berikut barang bukti satu unit Toyota Avanza nopol H 9167 SL warna putih yang dirental, dan digunakan sebagai sarana kejahatan. Juga bukti transfer rekening dari para korban ke tersangka.
Saat gelar perkara, tersangka Yandi terlihat tenang. Ia kerap melempar senyum ketika memberikan keterangan terkait aksi kejahatan yang dilakukannya. Berdasarkan data kepolisian, tersangka bekerja sebagai buruh harian lepas. Pendidikan terakhir lulus SMP. “Iya, saya pengangguran. Ngaku kerja di oli, sama naik mobil, tapi rental,” akunya.
Dia juga mengaku selalu menjanjikan akan menikahi setiap korbannya. “Kenalan paling lama satu bulan, setelah dapat uangnya, saya tinggal pergi,” akunya.
Uang hasil kejahatan yang diperoleh dipakai untuk biaya hidup, dan membayar uang rental mobil. “Ya, uangnya banyak untuk bayar rental mobil,” katanya. (mha/aro)