RADARSEMARANG.COM, Semarang – Zidan Muhammad Faza, 21, warga Jalan Imam Bonjol Gang Arjuna, Kabupaten Jepara harus meregang nyawa, Senin (6/9/2021) sekitar pukul 23.00. Taruna semester enam di salah satu politeknik pelayaran di Kota Semarang ini diduga dianiaya oleh seniornya.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbantoruan mengatakan, pelaku diketahui bernama Caesar Richardo Bintang Samudra Tampubolon, 23, warga Kampung Genengan, Jebres, Kota Surakarta. Korban dianiaya pelaku di Jalan Tegalsari Barat Raya Kota Semarang.
Informasi yang diperoleh koran ini, aksi penganiayaan bermula saat korban bersama rekannya, Adyatma Eilen Rasyid, 20, mengendarai sepeda motor berboncengan. Saat melintas di lokasi tersebut berpapasan dengan pelaku yang mengendarai motor sendirian. Tanpa sengaja keduanya bersenggolan di jalan berportal, hingga terlibat percekcokan.
“Korban bersama saksi berboncengan sepeda motor tidak sengaja bersenggolan dengan pelaku. Pelaku yang diduga seniornya marah, kemudian memukul ulu hati hingga korban terjatuh,” bebernya.
Akibat pemukulan tersebut, korban merasa kesakitan. Bahkan, sampai tak sadarkan diri. Korban pun dilarikan ke instalasi UGD Rumah Sakit Roemani guna mendapatkan perawatan medis. Namun sekitar pukul 23.00, korban dinyatakan meninggal.
Aparat Polrestabes Semarang yang mendapat informasi kejadian ini langsung melakukan pengecekan. Saat itu juga terduga pelaku diamankan ke Mapolrestabes Semarang.
Donny mengatakan, sejauh ini pihak keluarga korban belum membuat laporan kejadian tersebut ke polisi. Pihak keluarga juga belum bersedia memberikan izin otopsi korban.
“Untuk pembuktian, dibutuhkan otopsi. Tapi, sampai sejauh ini masih menjadi kendala, karena pihak keluarga belum mengizinkan dilakukan otopsi. Kalau visum luar ada memar,” bebernya.
Sementara itu, suasana duka menyelimuti rumah mendiang Zidan Muhammad Faza di Jepara. Bendera kuning jadi tanda di depan Gang Arjuna. Dua karangan bunga ucapan duka cita terpampang di depan rumah. Beberapa muda mudi berpakaian serba hitam lalu lalang. Bergantian masuk rumah duka. Satu rombongan delapan orang. Selang beberapa menit, keluar. Menyusul rombongan muda-mudi lainnya masuk.
Tamu silih berganti datang. Disusul rombongan memakai seragam batik. Pantauan Jawa Pos Radar Kudus rombongan berseragam itu memakai id card salah satu bank. Diketahui, ayah Zidan, Rif’an bekerja di salah satu bank sebagai manajer pemasaran mikro.
Setengah jam menjelang adzan ashar, terdengar dari dalam rumah, seorang perempuan sesenggukan. Tak berselang lama, terdengar tangis yang memecah heningnya suasana duka di rumah itu. Sementara Rif’an di teras rumah masih menerima tamu.
Dari penuturan salah satu keluarga korban yang enggan disebut namanya, Zidan dikabarkan meninggal Minggu (6/9/2021) malam. Zidan baru saja mengikuti latihan drumband di kampus malam itu. Kemudian keluar mencari makan. “Lapar,” katanya.
Sesampainya di persimpangan jalan, bertemua dengan salah satu seniornya. Zidan melanjutkan perjalanan. Tapi di ujung jalan terdapat portal yang menutup jalan. Putar balik. Bertemu dengan salah satu seniornya yang sebelumnya berpapasan. Saat itulah kejadian pemukulan diduga terjadi. Entah apa yang melatarbelakanginya. “Infonya sih kena bagian perut. Kondisi capek setelah latihan. Perut kosong. Kena pukulan di perut,” tuturnya. (mha/war/aro)