28 C
Semarang
Wednesday, 9 April 2025

Pembunuhan Keong Diduga karena Dendam Lama

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kematian Wiwin Aleyong Saputra, 27, warga Rowosari, Tembalang, meninggalkan kesedihan mendalam bagi ibu, dan adiknya. Mereka tak menyangka pria yang akrab disapa Keong itu tewas mengenaskan di kamar tidurnya.

Adik korban, Dina Harum Setianingsih, 25, mengatakan,  dugaan sementara, pembunuhan yang menimpa kakaknya itu dilatarbelakangi dendam antara korban dan salah satu pelaku.

“Kalau masalahnya apa, saya kurang tahu. Cuma sebelum puasa lalu, Mas Wiwin berkelahi dengan pelaku saat minum-minuman (miras) di jembatan baru Rowosari,” ungkap Dina Harum Setianingsih kepada RADARSEMARANG.COM di rumahnya, Selasa (22/6/2021).

Dina –sapaan akrabnya–membeberkan, kejadian pengeroyokan sebelumnya juga menimpa kakaknya. Pelakunya kurang lebih lima sampai enam pemuda. Salah satunya adalah Tado. Meski kakak kandungnya mengalami babak belur, kejadian tersebut tidak sampai dilaporkan ke polisi.

“Mas Wiwin sempat divisum. Setelah kejadian, keluarga sana (Pelaku) datang kesini. Mungkin takut (dilaporkan polisi), terus minta diselesaikan secara kekeluargaan,” ceritanya.

Dina menduga, kakaknya masih tidak terima dengan kejadian tersebut. Padahal pihak pengeroyok telah memberikan uang damai sebesar Rp 2,5 juta kepada Ngatini, ibunya. Uang tersebut yang dianggap korban menjatuhkan harga dirinya.

“Pernah cerita, mak aku pernah dikeroyok koyo ngono kae kok mamak meneng wae, trimo diwenehi duwit Rp 2,5 juta, kok manut wae. Make kok ngono, rak trisno karo aku,” katanya menirukan Ngatini.

Saat kejadian, Dina mengaku berada di kamar bersama anaknya. Ia tak mendengar pembicaraan lima orang yang mendatangi rumahnya, dan bertemu kakaknya. Namun demikian, Dina sempat mendengar obrolan Wiwin dengan temannya yang hendak melakukan aksi balas dendam.

“Ngobrol di luar rumah sama temannya. Dia juga bilang, aku rak trimo mengko duwite tak baleke. Mungkin kakakku pengin balas dendam atau bagaimana gak tahu, Saya terus masuk ke dalam kamar,” terangnya.

Dina mengaku mengenal pemuda yang diajak ngobrol kakaknya. Dia merupakan kakak kelas semasa masih sekolah. Pemuda itu juga sempat memberikan uang Rp 5 ribu kepada anak Dina.

Terkait lima orang yang diduga telah menghabisi nyawa kakaknya, Dina mengenalnya. Mereka masih penduduk sekitar.  “Rata-rata orang Rowosari sini. Kalau yang pagi bawa celurit itu Tado,” katanya. (mha/aro)

 

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya