28 C
Semarang
Saturday, 12 April 2025

Wiwin Listiyani, Korban Pembunuhan Gunungpati Kerap Cekcok dengan Mantan Suami

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kematian Wiwin Listiyani tentu saja meninggalkan duka mendalam bagi kedua orangtuanya, Parikun dan Kastiah.

Kerabat korban, Julikah mengatakan,  selama ini Wiwin dikenal pendiam. Ia jarang berkumpul dengan keluarga dan saudaranya.

“Wiwin orangnya pendiam, jarang keluar rumah. Dia dilarang suaminya, bahkan nyimpan nomor HP keluarganya saja gak boleh,” ungkap Julikah kepada RADARSEMARANG.COM.

Dikatakan, Wiwin meninggalkan seorang anak berusia 5,5 tahun. Setiap harinya, Wiwin bekerja pabrik di wilayah Gunungpati.  “Dia karyawan pabrik. Tempat kerjanya di sekitaran sini saja,” katanya.

Korban menikah dengan Erik setelah tahun 2010. Namun, sejak beberapa tahun belakangan ini, rumah tangganya tidak harmonis. “Dengan Erik sudah cerai sekitar dua bulan lalu. Erik itu kerja sebagai pemborong,” jelasnya.

Kakak ipar korban yang mengaku bernama Ciput mengakui, adiknya kerap cekcok dengan Erik. Cekcok diduga dipicu hadirnya wanita lain.  “Jadi, sebelum cerai sudah sering cekcok. Erik mulai jarang pulang setelah anaknya berusia sekitar dua tahun. Dia (Erik) juga sering ketahuan (selingkuh). Lalu, Wiwin minta cerai. Sekarang proses perceraiannya sudah selesai,” bebernya.

Tapi anehnya, lanjut Ciput, setelah dicerai, Erik justru sering menemui Wiwin. Alasannya, untuk bertemu dengan anak semata wayangnya. Bahkan kalau datang tak mengenal waktu.  “Jadi, sebenarnya dia (Erik) nggak mau dicerai,” katanya.

Ia mengaku kerap memantau rumah adik iparnya tersebut. Termasuk pagi kemarin, ia melihat Erik datang ke rumah Wiwin. Bahkan, malam sebelumnya, dia juga datang  mengambil anaknya. “Anaknya dibawa malam hari sebelumnya. Lalu, tadi pagi datang ke sini sekitar pukul 08.00, tapi pukul 09.00 keluar. Lalu, pukul 10.00 datang lagi. Setelah itu, pukul 12.00 keluar tergesa-gesa. Tidak ada suara gaduh,” jelasnya.

Paman korban, Wasis, menambahkan, ia tidak mengetahui maksud kedatangan Erik. “Gak tahu, apa ngajak rujuk lagi atau bagaimana, atau gak mau pisah. Sudah cerai tapi masih sering ke sini, maksa-maksa,” katanya.

Wasis menilai Erik orangnya angkuh dan sombong. “Sama saudara sombong. Sama keluarganya juga sombong. Orangnya juga sok mewah,” ujarnya.

Ayah korban, Parikun, kemarin tampak tegar. Ia sudah mengikhlaskan anak keduanya itu pergi untuk selama-lamanya. Namun ia berharap, cucunya yang dibawa Erik bisa dikembalikan.

Kemarin, tetangga korban bergotong royong memasang tenda dan menata kursi. Di rumah korban juga dipasang police line. Pihak keluarga masih menunggu jenazah korban dari rumah sakit untuk dilakukan prosesi pemakaman. (mha/aro)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya