RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Perbuatan Teguh, 23, dan lima temannya sungguh biadab. Warga Kendal itu, tega menggilir pacarnya sendiri yang masih di bawah umur. Ironisnya lagi, perbuatan itu dilakukan mulai pukul 15.00 hingga 04.00.
Para pelaku melancarkan aksi bejatnya berpindah pindah pada 3 Oktober lalu. Lokasinya di wilayah Kaliwungu. Selain Teguh, pelaku lain bernama Rudi, 25, Prana, 26, Muffahal, 28, RS, 19, dan Tego, 29. Sementara korban berinisial SW. Usianya 15 tahun.
“Pelakunya ada enam, satu masih DPO,” terang
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna, saat di Mapolda Jateng, kemarin. Lima orang berhasil ditangkap secara terpisah pada awal November 2020.
Iskandar mengatakan, para pelaku sering ngumpul dan kerap berpesta minuman keras. “Korban diajak mabuk. Kemudian digauli oleh sang pacar dan teman-temannya yang lain,” katanya.
Bahkan aksi pencabulan dilakukan berulang kali oleh para pelaku. Lokasinya juga berpindah-pindah. Korban dicabuli mulai pukul 15.00 sampai pukul 04.00.
“Ini cukup luar biasa, mulai dari sore hari sampai subuh. Dikerjai bersama-sama. TKP tidak di satu tempat. Pertama di rumah kosong, kemudian rumah kosong juga, terus di teras depan sekolahan, sama di perumahan Kaliwungu Indah,” bebernya.
Iskandar menambahkan, korban dengan tersangka Teguh menjalin hubungan belum lama. Kenal korban secara langsung di kampung. “Pengakuannya pacaran sudah 2-3 bulan. Ini masih terus kita dalami,” tegasnya.
Saat ini pelaku masih mendekam di Mapolda Jateng. Pelaku dijerat dengan pasal Persetubuhan terhadap anak dan atau pencabulan terhadap anak.
“Tersangka terancam dihukum paling singkat lima tahun penjara dan paling lama 15 tahun,” ujarnya.
Sementara tersangka Teguh mengaku sudah tiga bulan memacari korban. Sebelum digilir oleh teman-temannya, korban dicekoki minuman keras.
“Waktu itu aku lagi ngobrol sama teman, lalu dia (korban) datang. Setelah itu teman saya datang bawa minuman keras. Korban ikut minum ciu,” katanya.
Teguh berdalih, saat itu korban sudah diminta pulang rumah. Namun korban tidak menuruti omongannya. Hingga akhirnya terjadi pencabulan.
“Saya pindah tempat korban ikut. Korban saya bawa di sungai bawah jembatan. Habis itu saya suruh pulang tidak mau. Lalu korban dibawa ke kebun depan madrasah,” katanya. (mha/zal)