RADARSEMARANG.COM, MAKKAH-Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mulai mendata dan melakukan screening Jemaah haji risiko tinggi (risti) untuk disafariwukufkan saat puncak haji Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Seiring banyaknya Jemaah haji lanjut usia (lansia) hingga 30 persen dan 70-75 persen Jemaah haji risti.
“Kami screening ada 50 jemaah haji di setiap kloter yang risti yang dipantau. Kemudian di-screening lagi untuk masuk kategori safari wukuf nantinya,” kata Kepala Puskeshaji Kemenkes RI Liliek Marhaendro Susilo.
Pihaknya juga sudah melakukan langkah antisipasi selama Armuzna. Di antaranya, penempatan tenaga-tenaga kesehatan (nakes). Di Arafah, ditempatkan nakes dari Bandara, EMT, dan Promkes.
Pihaknya juga akan mendirikan pos kesehatan di sekitar tenda jemaah haji yang bisa rawat. Ada sekitar 20 bed untuk jemaah yang perlu perawatan. Apalagi yang heat stroke, ada tempat pemulihannya. “Itu pos kesehatan yang besar,” katanya.
Sementara pos kesehatan satelit itu menyebar di dekat-dekat tenda ada 5 pos satelit yang akan kami tempatkan. Bahkan dari Pemerintah Arab Saudi juga akan ada pos Kesehatan. Dengan begitu, jemaah haji bisa mengakses baik di Pos Kesehatan Indonesia maupun yang disediakan Pemerintah Arab Saudi.
“Di pos besar tentu lebih lengkap fasilitasnya. Sementra yang di pos satelit itu sifatnya sementara. Kalau di pos besar itu perlu rujukan, kita akan rujuk,” jelasnya.
Untuk Mina, juga ada pos kesehatan besar dan di alur lalu lalang jemaah dari tenda ke jamarat. Di tempat tersebut ada gabungan P3JH, Perlindungan Jemaah (Linjam) dari Kemenkes akan mendirikan pos disana.
“Jalur bawah dan atas ada 5 titik. Kami juga ada ambulans yang akan stand by, termasuk yang di dekat jamarat. EMT yang mobile akan membawa obat-obatannya. Jika Jemaah haji banyak yang kelelahan di Mina, ambulans untuk evakuasi akan ditempatkan di luar lingkaran Mina,” katanya. (ida)