RADARSEMARANG.COM, JEDDAH-Sebanyak 194.536 jemaah haji dari 514 kelompok terbang (kloter) sudah tiba di Arab Saudi mempersiapkan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Sebanyak 57.950 jemaah haji lanjut usia (lansia). Dan 75 persen dari total Jemaah haji memiliki risiko tinggi (risti). Sebelum puncak haji, Jemaah haji yang meninggal saat ini sudah mencapai 103 jemaah haji.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) RI, menjelaskan jumlah Jemaah haji meninggal 75 persen lansia. Rinciannya, terbanyak adalah rentang umur 60-69 sebanyak 37 orang, disusul rentang umur 70-79 sebanyak 26 orang, umur 80-89 sebanyak 10 orang, dan umur 90-99 sebanyak 4 orang. Sedangkan umur 50-59 sebanyak 24 orang dan umur produktif yakni umur 40-49 sebanyak dua orang.
Dari Jemaah haji yang meninggal tersebut, terbanyak berasal dari embarkasi Surabaya (SUB) sebanyak 25 orang, disusul embarkasi Solo (SOC) sebanyak 17 orang, kemudian embarkasi Jakarta Bekasi (JKS) 16 orang, Jakarta Pondok Gede (JKG) 14 orang, Kualanamu (KNO) 8 orang, Banda Aceh (BTJ) 4 orang, Batam (BTH) 4 orang, Padang (PDG) 3 orang, Palembang (PLM) 2 orang, Ujungpandang (UPG) 2 orang, Kertajati (KTJ) 2 orang, Balikpapan (BPN) 2 orang, Banjarmasin (BDJ) 2 orang, Lombok (LOP) 2 orang, non kloter (Jemaah haji khusus) 1 orang.
Sedangkan berdasarkan data Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jemaah haji wafat umumnya terkena serangan jantung dan kurang dari 5 persen yang mengalami stroke.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan, dari segi Jemaah haji memang lansia sangat banyak dan risti juga sangat banyak sekitar 70-75 persen. “Kami screening ada 50 jemaah haji di setiap kloter yang risti yang dipantau,” katanya.
Terkait promosi kesehatan (promkes), pihaknya berkoordinasi dengan pembimbing idabah (Bimbad), ketua sektor, hingga ketua rombongan (karo) menjelang puncak ibadah haji, Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Pihaknya mengingatkan Jemaah haji jangan lagi banyak aktivitas di luar, karena suhu panas cukup tinggi di Makkah. Ini perlu diwaspadai agar jemaah haji tidak sering terpapar sinar matahari. Cukup beraktivitas di penginapan saja.
“Ibadah juga kan ada di hotelnya. Ini kita minta agar di hotel saja. Ibadah sunah juga mulai dikurangi. Karena tujuan utamanya adalah untuk haji ini yang kita jaga agar pada saat armuzna itu jemaah sehat dan bugar,” katanya. (ida)