RADARSEMARANG.COM, JEDDAH-Bosan dengan makanan khas Arab Saudi yang terlalu asam bagi lidah orang Indonesia, Warung Makan (WM) Bakso Mang Oedin alternatifnya. Tak hanya bakso, warung makan yang berada di pusat perbelanjaan Kornis Balad Jeddah ini, ada beragam menu makanan khas Indonesia lainnya. Total ada 25-an menu. Tapi yang paling favorit tetap seperti di dalam negeri, yaitu bakso dan mi ayam. Sedangkan yang favorit bagi orang Arab adalah nasi campur.
Warung Makan Bakso Mang Oedin ini letaknya cukup strategis. Persis di depan pusat perbelanjaan Mall Corniche Commercial Centre. Dekat dengan tempat parkir mobil. Dekat dengan Jalan Raya. Setiap Jemaah haji datang dari Makkatul Mukarromah setelah menjalankan ibadah haji maupun ibadah umrah, bisa langsung menuju Warung Makan Bakso Mang Oedin. Bahkan para Jemaah keluar dari bus, mata akan langsung menatap pintu masuk Bakso Mang Oedin. Tanpa perlu promosi dan woro-woro, sudah langsung familiar di antara Jemaah haji. Apalagi nama warung yang Indonesia sekali, tentu memantik warga Indonesia untuk mencicipinya. Sekedar ingin tahu, hingga sudah ketagihan. “Di sini harganya cukup murah, di banding warung makan Indonesia pada umumnya,” kata Eva, Jemaah haji Indonesia yang merasakan baksonya seharga 15 riyal semangkuk.
Warung makan Mang Oedin ini berdiri sejak tahun 2006. Didirikan sendiri oleh Mang Oedin yang orang Rangkas Bitung Banten Jawa Barat ini. Awalnya hanya jualan outdoor di emperan atau tenda. Tapi seiring dengan tingginya omzet penjualan, sejak 2015 hingga sekarang WM Bakso Mang Oedin memiliki tempat permanen yang cukup luas. “Di sini sewanya kalau dirupiahkan setahun sekitar Rp 1 miliar,” kata Sanan, 35, salah satu karyawan Mang Oedin yang sudah bekerja sejak 2008 ini.
Namun lima tahun lalu Mang Oedin wafat. Kini usaha tersebut diteruskan anaknya bernama Encep Ayatullah Mubarok, 45, yang kini sudah menjadi mukimin di Arab Saudi. Konsep jualan tetap sama meneruskan visi misi Mang Oedin. Bahkan sekarang semakin ramai, seiring pertambahan jumlah Jemaah haji maupun Jemaah umrah dari Indonesia. “Bakso dan Mi Ayam paling favorit tiap hari. Kalau lagi ramai, pendapatan bisa tembus hingga 30 riyal. Khusus untuk bakso, bisa menghabiskan 2-3 kwintal daging,” kata Sanan.
Sebenarnya di WM Mang Oedin ada 25 menu makanan khas Indonesia. Pembelinya tak hanya dari Indonesia, tapi berbagai negara yang menyukai cita rasa Indonesia selalu menyempatkan mampir ke WM Mang Oedin. Di antaranya ada Brunai Darussalam, Thailand, Malaysia, Filipina, dan lainnya.
Kebanyakan pembeli memang mukimin (orang luar Arab Saudi yang bermukim di Arab Saudi, red), jemaah haji maupun Jemaah umrah, bahkan pelancong, lebih menyukai bakso dan mi ayam. Meski begitu, banyak orang Arab Saudi yang menjadi pelanggannya. Mereka umumnya membeli nasi campur.
“Mereka merasa cocok dengan cita rasa rendang daging dan ayam yang sangat enak. Sehari bisa menjual lebih dari 100 sampai 200 porsi. Berasnya saja bisa habis 50 kg kalau lagi musim ramai,” ungkap Sanan.
Lain halnya jika bulan sepi. Seperti saat ini terbilang sepi. Tepatnya saat Jemaah haji sedang mempersiapkan diri menjalankan puncak ibadah haji wukuf di Arafah. “Saat ini masa masa sepi. Sekitar sebulanan. Paling hanya 10 kg beras sehari,” katanya.
Begitu musim pulang haji, itulah puncaknya. Pick session. Jutaan Jemaah haji bertebaran di Jeddah untuk sekedar mampir refreshing dan membeli oleh-oleh. Mereka selalu menyempatkan mampir ke WM Mang Oedin. “Pulang haji itu paling ramai,” katanya.
Saat ramai, dari 30 pekerja itu masih akan ditambah beberapa karyawan kontrak sekitar 5 orang untuk menjadi waitress (pelayan) dan 3 orang chef. Hampir semua karyawan tersebut orang Indonesia. Meski begitu, Pemerintah Arab Saudi ternyata memiliki kebijakan khusus bagi para pedagang orang non Arab Saudi. Yakni wajib mempekerjakan orang Arab Saudi minimal 2 orang.
“Gajinya kalau pekerja Arab Saudi sudah ditetapkan Pemerintah Arab Saudi minimal 3000 riyal. Tapi kalau pekerja dari Indonesia sekitar 2000 riyal lebih,” katanya.
WM Mang Oedin dengan 30 karyawan, mulai 2023 ini sudah mendirikan cabang tempat strategis lainnya di Jeddah. Kini karyawannya terbagi dua, 15 karyawan di Kornis Balad, dan 15 karyawan lainnya di WM yang baru. Warung makan bercita rasa Indonesia ini tak sendiri. Ada juga WM Garuda dan WM Wong Solo. Tak kalah laris manis juga.
Sanan sendiri cukup betah bekerja di Arab Saudi. Dirinya sempat membawa istrinya di Jeddah, namun demi menyekolahkan kedua anaknya, sang istri diminta pulang ke Lampung untuk mendampingi anaknya. “Kalau sekolah mending di Indonesia saja,” katanya. (ida)