29.9 C
Semarang
Sunday, 13 April 2025

Mendarat di Bandara Jeddah, Jemaah Haji Dapat Sajian Makanan Sehat yang Masih Hangat

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, JEDDAH-Jemaah haji Indonesia tak perlu khawatir akan kekurangan makan selama mendarat di Bandara King Abdul Azis International Airport (KAAIA) Jeddah Arab Saudi. Begitu mendarat, Jemaah haji yang sudah memakai pakaian ihram, diajak mengulangi niat umrah, sebelum naik ke dalam bus. Setelah duduk enak di dalam bus, satu paket makanan, air mineral, buah, dan pudding, sudah siap untuk disantap selama perjalanan.

“Siapa yang belum, ini bu makanannya masih hangat,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2023 Haryanto yang membagikan langsung makanan tersebut kepada Jemaah haji embarkasi Banjarmasin kelompok terbang (kloter) BDJ 15 yang naik bus ketujuh di Bandara King Abdul Aziz Jeddah pada Minggu 18 Juni 2023.

Seluruh makanan yang dibagikan kepada seluruh Jemaah haji tersebut benar-benar baru saja selesai dimasak. Makanan tersebut masih hangat, baru saja diangkat dari tungku alat memasak.

Haryanto sebelum membagikan makanan, mendatangi sendiri Dapur Golden Guest yang terletak di area terminal B Bandara Jeddah. Melihat langsung sarana prasarana dapurnya, proses pengolahannya, dan penyajian makanan untuk jemaah haji Indonesia di Bandara Jeddah.

“Saya coba tadi (makanannya), Alhamdulillah dari segi nasi bagus, juga ayam dan sayurnya, buahnya. Kita lihat semuanya di dapur, yang prosesnya itu dilakukan langsung di Bandara Jeddah,” ujar Haryanto yang didampingi Kepala Seksi (Kasie) Konsumsi Daker Bandara PPIH Arab Saudi, Iin Kurniawati usai meninjau dapur penyedia katering.

Perusahaan katering Tour Organizer and Catering Service Golden Guest yang menjadi rekanan Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk menyediakan makanan untuk Jemaah haji yang baru saja landing ini memiliki dapur di Bandara King Abdul Azis International Airport (KAAIA) Jeddah Arab Saudi. Mereka baru akan memasak, setelah ada jadwal kedatangan Jemaah haji.

Biasanya satu jam sebelum jamaah haji landing, proses memasak sudah dilakukan. Sekali memasak makanan yang berupa nasi, ayam goreng, dan oseng-oseng itu, dengan kapasitas langsung satu kloter yang terdiri atas 350 orang hingga 450 orang. Kalau yang landing dua kloter sekaligus, maka masaknya juga bisa langsung dua kloter. Dalam waktu satu jam, seluruh proses memasak dan packing makanan sudah selesai dan siap saji.

Perusahaan catering ini memang didukung dengan alat memasak dengan kapasitas besar. Didukung pula 70 karyawan dan 11 chef yang didatangkan langsung dari Indonesia. Pemiliknya bernama Fahad Bobsait yang berdarah campuran Arab Saudi-Indonesia, sudah sangat berpengalaman.

Dalam kotak boks tersebut ada batas maksimal dikonsumsi. “Makanan ini ada batas maksimal waktu untuk dikonsumsi, yakni 4 jam seperti yang tertera pada boks makanan,” katanya.

Haryanto menegaskan, Golden Guest harus bisa menyediakan makanan yang fresh untuk semua jemaah haji Indonesia yang mendarat di Jeddah. “Jika dalam 1 hari ada kurang lebih 20 kloter dengan total 7.644 jemaahhaji, jadi Golden Guest harus siap menyajikan konsumsi untuk jemaah haji dalam sehari kurang lebih 20 kloter dengan makanan yang baru saja dimasak,” ucapnya.

Manajer Operasi Golden Guest Noor Ibrahim Khairullah yang turut mendampingi dalam peninjauan tersebut, pihaknya menegaskan komitmennya dalam memakai tenaga lokal (Indonesia). “Kami berkomitmen untuk mengedepankan cita rasa Indonesia. Karena itu kami membawa koki-koki dari Indonesia. Bahkan yang kita bawa pun koki-koki yg sudah berpengalaman, terlatih,” ujarnya.

Haryanto mengungkapkan, menu yang disiapkan bagi jemaah haji Indonesia di Bandara Jeddah merupakan menu selamat datang, sehingga tidak dibedakan antara makanan untuk jemaah haji lanjut usia (lansia) dan bukan lansia. “Karena sifatnya menu welcome, selamat datang, berbeda dengan di Makkah dan Madinah,” ucap Haryanto.

Terkait menu, semua jemaah haji Indonesia yang mendarat di Jeddah mendapat menu yang sama, yang terdiri atas nasi, ayam goreng, oseng-oseng, buah apel, puding, 1 saset saos, dan air mineral. “Karena jemaah sekali datang, jadinya menunya itu saja, tidak ganti-ganti,” ujar Noor Ibrahim.

Saat meninjau ke dalam dapur Golden Guest, terlihat koki-koki dari Indonesia tengah meracik makanan untuk para jemaah haji Indonesia. Setiap koki memiliki tugas masing-masing, seperti khusus menangani nasi, khusus mengolah sayuran, dan khusus meracik ayam dan mengorengnya.

Seorang chef yang bertugas mengolah ayam bernama Tohir mengatakan, semua bumbu yang digunakan untuk ayam goreng berasal Indonesia. “Masaknya dengan cara Indonesia juga,” ujar Tohir yang berasal dari Jakarta.

Sementara untuk packing dan distribusi makanan ke jemaah, dilakukan oleh karyawan dari warga setempat. Saat pembagian ke dalam bus, makanan masih terasa hangat. Tampak jemaah haji langsung menyantap makanan tersebut setelah dibagikan ke dalam bus oleh Haryanto. (ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya