RADARSEMARANG.COM, JEDDAH-Petugas haji Indonesia di Daerah Kerja (Daker) Bandara King Abdul Azis International Airport (KAAIA) Jeddah Arab Saudi harus jeli meneliti bus yang akan mengangkut Jemaah haji Indonesia ke Makkah. Pasalnya bus khusus Jemaah haji Indonesia tak lagi boleh dipasangi stiker yang menandakan Jemaah haji Indonesia. Padahal bus di Bandara Jeddah itu ada ratusan jumlahnya yang berjajar dan bersiap mengangkut seluruh Jemaah haji yang mendarat dari berbagai belahan dunia.
Terutama bagian checker Jemaah haji yang bertugas menghitung jumlah Jemaah haji yang masuk ke dalam bus. Termasuk petugas konsumsi yang memberikan jatah makan kepada seluruh Jemaah haji yang baru saja mendarat tanpa kecuali.
Padahal dalam satu kelompok terbang (Kloter) yang jumlahnya antara 350 hingga 450 jemaah haji membutuhkan sekitar 10 unit bus yang membawanya ke Makkah. Di Makkah, Jemaah haji menuju hotel tempat penginapan untuk mengetahui posisi kamarnya dan meletakkan koper. Setelah istirahat beberapa saat, satu kloter langsung melanjutkan dengan ibadah umrah qudum atau umrah wajib di Masjidil Haram.
“Larangan penempelan stiker ini cukup menyulitkan. Tak hanya kami yang bertugas di Bandara Jeddah, tapi menyulitkan petugas penerima Jemaah haji yang di hotel,” kata Kepala Seksi (Kasi) Transportasi Daker Bandara Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Syamsurizal di sela melakukan pengecekan jumlah jemaah haji yang masuk ke dalam bus di Bandara Jeddah Sabtu 18 Juni 2023.
Larangan penempelan stiker itu baru diberlakukan Jumat 16 Juni 2023. Pihak petugas Arab Saudi dalam hal ini Al Wukalla tak memberikan alas an pastinya. Namun menurut rumor yang beredar, ada petugas haji dari salah satu negara yang meniru cara kerja petugas haji Indonesia dengan menempel stiker pada bus. Namun stiker tersebut sulit dilepas dari kaca bus. Akibatnya petugas Arab Saudi menyamaratakan kebijakan.
Padahal stiker yang disiapkan petugas haji Indonesia sangat mudah dilepas dan tidak menyebabkan kerusakan pada kaca maupun cat pada body bus. Petugas haji Indonesia sudah sangat pengalaman dalam hal ini. “Tapi petugas haji Indonesia jadi ikut-ikutan terkena imbasnya,” kata sumber Media Centre Haji (MCH) yang kerap ngobrol dengan para petugas Al Wukalla secara informal.
Syamsurizal mengaku sejak gelombang pertama (24 Mei – 8 Juni 2023) mendarat di Bandara Amir Mohammed bin Abdul Azis (AMAA) Madinah maupun gelombang kedua sejak 8 Juni hingga 15 Juni 2023 yang mendarat di Bandara Jeddah biasanya boleh dipasangi stiker.
“Tapi sejak kemarin (16 Juni 2023) tidak boleh. Perubahan kebijakan ini juga tanpa disertai alasan yang disampaikan kepada kami. Ini sangat menyulitkan. Karena stiker itu penting sebagai tanda yang memudahkan petugas di lapangan,” kata pejabat Kemenag RI dari Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) ini.
Sebelumnya pihaknya juga dilarang menempel stiker yang ada gambar bendera Indonesia Merah Putih. Pihaknya sudah memotong benderanya pada stiker tersebut. “Stiker yang kami tempel sudah tidak ada benderanya. Tapi sekarang justru dilarang menempel stiker,” katanya.
Akibat kesulitan tersebut, kata Syamsurizal, pihaknya sekarang menitipkan penomoran itu kepada sopir busnya langsung untuk disampaikan kepada petugas haji Indonesia yang membagi kamar hotel di Makkah.
“Misalkan kalau bus satu, maka kami minta sopirnya mengingat bahwa busnya adalah nomor satu. Begitu seterusnya ke bus lain. Nanti sopir bus tersebut menyampaikan ke petugas haji di Makkah,” katanya.
Selain itu, petugas haji Indonesia yang di Bandara maupun petugas yang membagi kamar hotel di Makkah harus mengetahui nama bus, nama perusahaan bus (syarikah), nomor lambung, dan nomor polisi. Termasuk petugas checker Jemaah haji dan petugas konsumsi di Bandara Jeddah.
“Jadi petugas haji Indonesia yang di Bandara Jeddah sekarang harus terus koordinasi menyampaikan terkait bus yang membawa Jemaah haji Indonesia ke Makkah secara detail. Mudah-mudahan pelayanan Jemaah haji Indonesia berjalan lancar,” terangnya. (ida)