RADARSEMARANG.COM, JEDDAH-Suplai air zam-zam selalu rutin baik di Masjidil Haram Makkah yang dekat dengan sumbernya langsung maupun di Masjid Nabawi Madinah. Air zam-zam disuplai dari aliran sumur zam-zam melalui tabung galon besar berwarna krem atau putih kecoklatan. Setiap tempat, biasanya diberikan 16 tabung zam-zam yang diletakkan berjajar di setiap tempat yang mudah dijangkau Jemaah haji. Dilengkapi pula gelas plastic disposable warna putih yang sekali pakai.
Hampir di setiap blok tempat Jemaah salat selalu ditempatkan tabung air zam-zam yang lengkap dengan kran air. Tersedia air zam-zam yang dingin dan ada yang tidak dingin. Ada tulisannya di bagian atas, ‘cold’ dan ‘not cold’. Bagi yang alergi air dingin, bisa memilih yang not cold. Namun persentase ketersediaan not cold tak sebanyak yang cold. Hanya sekitar 25 persen dari total tabung menyediakan yang not cold.
Pada suhu di tanah Arab memang banyak lebih memilih minum air zam-zam yang dingin. Di Madinah suhu udara kalau malam hari sangat dingin, bisa antara 25-29 derajat Celsius. Namun begitu matahari menyingsing, suhu beranjak meningkat secara perlahan hingga tengah hari pukul 12.00 hingga 15.00 suhu pada puncaknya, berkisar antara 35 derajat kalau kondisi mendung hendak hujan, saat panas tengah hari bisa tembus hingga 42 derajat Celsius.
Hampir sama dengan suhu di Makkah. Bahkan saat puncak haji diprediksi suhu bisa tembus hingga 49 atau 50 derajat Celsius. Berbeda dengan di Jeddah, hamper sama dengan di suhu udara panas di Indonesia berkisar 35 derajat Celsius. Jika di Makkah dan Madinah mudah dehidrasi jika tak rutin mengonsumsi air putih, di Jeddah tak begitu. “Alhamdulillah,” kata Hanik jemaah haji dari embarkasi Solo menggambarkan begitu nikmatnya usai meminum air Zam-Zam.
Di lingkungan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi air zam-zam berlimpah dan gratis. Kalau di Masjid Nabawi, air zam-zam tersedia di dalam gallon air yang disediakan petugas masjid, baik di dalam masjid maupun di luar masjid. Sedangkan air kran yang ada di samping toilet pria maupun Wanita yang posisinya di halaman masjid, merupakan air sulingan yang disediakan pemerintah Arab Saudi untuk Jemaah haji. Meski air kran yang terpapar panas matahari sekalipun, yang keluar tetap air dingin menyegarkan. Hal ini diperuntukkan bagi Jemaah haji yang dahaga, namun tak sempat membawa air zam-zam.
Berbeda lagi di Masjidil Haram, selain tersedia air zam-zam di dalam gallon, juga tersedia air zam-zam di kran yang berjajar rapi. Terutama kran-kran air yang terletak di sekitar sumur dan pusat mesin pompa air zam-zam yang letaknya di sebelah Gedung Perpustakaan. Perlu diketahui, Gedung Perpustakaan tersebut adalah tempat kelahiran Rasulullah, Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau 571 Masehi.
Ada beberapa blok kran air zam-zam di sekitar Masjidil Haram yang dekat dengan sumur zam-zam. Biasanya dimanfaatkan jemaah haji untuk mengisi botol maupun galon untuk dibawa ke pemondokan. Bahkan untuk dibawa pulang ke tanah air masing-masing.
Dalam buku Ensiklopedia Peradaban Islam (Makkah) karya Syafi’I Antonio, bahwa sumur zam-zam terletak 21 meter dari Ka’bah. Dari sumur yang tak pernah kering ini, dapat memompa air antara 11 sampai 15,5 liter air per detik. Berarti per menitnya menghasilkan 660 sampai 1.110 liter atau 39.600 sampai 66.600 liter per jam.
Kedalaman sumur zam-zam dari bibir sumur adalah 30 meter. Kedalaman air dari bibir sumur adalah 4 meter. Kedalaman mata airnya 30 meter. Dari mata air sampai dasar sumur adalah 17 meter. Adapun diameter sumur tersebut 1,46 hingga 2,66 meter.
Kalau di Jeddah mengharapkan air zam-zam harus membeli per gallon air isi 5 liter seharga antara 8,5 riyal hingga 10 riyal. Di tempat resmi milik pemerintah biasanya harga sama sekitar Rp 8,5 riyal baik di Madinah maupun di Makkah. Di Bandara Amir Mohammed bin Abdul Azis (AMAA) Madinah ada konter yang resmi menjual air zam-zam. Termasuk di Bandara King Abdul Azis International Airport (KAAIA) Jeddah, hamper tiap-tiap blok ada konter resmi yang menjual air zam-zam.
“Tapi kalau membeli air zam-zam di Bandara Jeddah harus memakai paspor. Satu paspor satu gallon 5 liter air zam-zam. Kalau membeli di bandara Madinah tak memakai paspor. Kalau soal harga masih sama seragam,” kata Riya, 44, salah satu petugas haji di bandara yang mengonsumsi air zam-zam gallon ini.
Tapi kalau membeli di loket swasta harganya lebih mahal. Sekitar 10 riyal satu galon. Bedanya membeli banyak tidak perlu memakai paspor. “Harganya lebih mahal memang,” kata Parman, mukimin yang menjadi petugas haji di bandara.
Perlu diketahui, air zam-zam adalah air terbaik di dunia ini. Barang siapa meminumnya akan mendapatkan manfaat sebagaimana yang diniatkan. Ahmad Niam Syukri Masruri dalam NU Online menyatakan, manakala meminum air zam-zam dengan untuk melepaskan dahaga, insyaallah Allah SWT akan melepaskan dahaganya. Kalau minum air zam-zam diniatkan untuk kesembuhan penyakit, insyaallah Allah SWT akan memberikan kesembuhan.
“Ada tuntutan doa ketika minum air Zam-Zam, yaitu memohon agar diberikan ilmu yang bermanfaat, diluaskan rezekinya, diberikan rezeki yang baik dan halal, serta diberikan kesembuhan dari segala penyakit,” jelasnya.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَسَقَامٍ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya:
Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang luas dan kesembuhan dari tiap penyakit dengan rahmat-Mu. Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (ida)