RADARSEMARANG.COM, JEDDAH-Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara PPIH Arab Saudi Haryanto mengirimkan 20 orang petugas haji atau Bantuan Kendali Operasi (BKO) ke Bandara Amir Mohammed bin Abdul Azis (AMAA) Madinah mulai malam ini Rabu 14 Juni 2023 pukul 21.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji kuota tambahan sekitar delapan ribu orang.
“Kuota tambahan ini masuk bagian gelombang kedua. Seharusnya mereka mendarat di Bandara Jeddah. Namun karena padatnya traffict di Jeddah, terpaksa mendarat di Bandara Madinah,” kata Haryanto.
Tahun ini adalah yang pertama kali. Ada tugas di Bandara Jeddah dan di Madinah dalam waktu bersamaan.
Sebanyak 20 petugas ad hoc tersebut, katanya, akan diperkuat dengan tambahan 20 petugas dari Daker Madinah.
“Saya sudah rapat, siapa yang akan melaksanakan tugas menerima melayani jamaah haji kuaota tambahan,” katanya.
Struktur petugas BKO ini akan dilengkapi petugas sekretaris, sektor 1, dan sektor 2. Layanan lansia, bagasi, transportasi, dan MCH.
“Semua satu tim, harus saling membantu. Tidak harus sesuai dengan tugas dan fungsi (Tusi). Ketika ada yang perlu dibantu di lapangan harus dibantu,” harapnya.
Petugas mulai operasional mulai Kamis 15 Juni 2023 pukul 12.45 sampai dengan closing date pada 23 Juni 2023. Sedangkan closing date di Bandara Jeddah pada 22 Juni 2023. “Jangan lupa, lakukan koordinasi dan komunikasi.”
Tidak seperti pendaratan gelombang kedua di Jeddah, sehari bisa 12 hingga 18 kelompok terbang (kloter). Kuota tambahan ini melakukan pendaratan di Madinah sehari antara 1 sampai 3 kloter saja. Total akan ada 24 kloter dengan total jemaah haji sekitar 8 ribu orang. Jemaah akan diterbangkan dengan pesawat Garuda Airlines.
“Saya mengharapkan kesiapan bapak ibu untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji. Ini prosesnya seperti gelombang kedua dj Jeddah,” jelasnya.
Begitu jemaah haji tiba di bandara Madinah, jemaah tidak melewati paviliun keong. Setelah proses imigrasi langsung diarahkan ke dalam bus menuju Masjid Bir Ali untuk mengambil miqat makani.
“Jemaah banyak kegiatan di Bir Ali. Untuk istirahat dan mengambil miqat niat ihram dan mendapat makan. Yang tadinya singgah 30 menit, kami minta 1 jam. Kami sudah nego dengan petugas di sana,” jelasnya.
Sementara itu, untuk kesekretariatan tetap di Jeddah. Secara teknis melayani di Madinah. Tapi laporan dan lain-lain tetap di Madinah.
“Selesai tugas dari Madinah, balik ke Jeddah berangkat bareng-bareng ke Makkah,” imbuhnya. (ida)