“Jumat malam jam 12, saya keluar sampai Sabtu pagi. Saya mengajak Imam, karena yang ada di situ cuma dia. Dia tahu kalau saya habis eksekusi, terus minum bareng. Tapi dia tidak sampai masuk ke dalam (tempat usaha korban)” jelasnya.
Pelaku juga mengakui sering berkeluh kesah kepada Imam terkait perbuatan kasar yang dilakukan majikannya.
Setelah mengeksekusi korban, pelaku juga mengajak Imam bersenang-senang main perempuan menggunakan uang korban.
“Uang korban di dompet saya ambil Rp 7 juta, buat senang-senang, buat ngurangin beban pikiran, makanya saya pakai senang-senang. Makan, rokok, buat Michat (booking cewek), saya ajak pedagang angkringan habis Rp 300 ribu,” katanya.
Informasi yang diperoleh, Husen juga yang membayari Imam saat booking cewek lewat aplikasi Michat. Awalnya, tarif sekali kencan Rp 500 ribu. Kemudian ditawar hingga deal Rp 300 ribu sekali kencan.
Keduanya bersenang-senang dengan perempuan Michat masih di kawasan Tembalang. Setelah puas, pelaku kembali ke tempat usaha korban, Sabtu (6/5) pagi.
Setelah itu, pelaku melanjutkan rencananya mengecor jenazah korban di lorong tersebut. Pelaku juga mengaku tidak ada niatan untuk membuang jenazah korban.
Alasan memilih lokasi tersebut karena dinilai aman dan tidak diketahui banyak orang. Jenazah korban dicor pasir dan semen pada Sabtu (6/5) sore.