28.4 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Tak Di Sangka, Calo Terminal Ini, Sekarang Jadi Bos Hotel

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang- Sebuah ungkapan yang jamak kita temui di tengah masyarakat adalah bahwa jodoh, nasib dan mati adalah sebuah misteri, adalah takdir dari Allah Ta’ala. Ungkapan ini mungkin pas di tujukan pada sosok Muhammad Roy Amazon.

Siapa yang menyangka, pria kelahiran Jakarta tahun 1979 silam, yang dulu hidup luntang-lantung , nasibnya berubah drastis, dari seorang calo terminal, menjadi seorang General Manager sebuah hotel berbintang , Hotel Dafam Semarang.

Pria murah senyum ini mengungkapkan kisah perjalanan hidupnya, yang digambarkan bak roller coaster. Sempat bercita-cita ingin menjadi sutradara film, namun beaya tak ada, membuat dirinya mengubur dalam-dalam impiannya di kampus Seni untuk menjadi sutradara film.

Bahkan, kerasnya ibukota yang di gambarkan lebih kejam dari ibu tiri, benar-benar di rasakannya, menjadi calo di terminal Kampung Melayu, demi bisa menyambung hidup.

“Empat tahun, dari 1996 sampai 2000 saya jadi calo angkutan umum dan penjaga Wartel di terminal Kampung Melayu Jakarta Timur, hasilnya gak nentu kadang 35 kadang 45 ribu, lumayan bertahan hidup” ungkap pria yang akrab di panggil Roy ini.

Kerasnya kehidupan jalan, juga memaksa dirinya untuk selalu waspada, termasuk siap bertarung dengan kelompok lain yang ingin merebut wilayah kekuasaan di terminal, mirip di sinetron Preman Pensiun.

“Karena seringnya tawur dengan kelompok lain yang ingin merebut kekuasaan di terminal, saya jadi langganan keluar masuk kantor polisi” kenangnya.

Preman tua yang tak di hargai masyarakat, membuka matanya untuk “mentas” sebagai calo terminal.

“Saya sering melihat preman preman tua di terminal kampung melayu hanya lalu lalang meminta minta rokok, kopi bahkan makanan ke sopir angkot dan tidak dihargai lagi serta menjadi beban bagi keluarga dan masyrakat sekitar, sejak itusaya putuskan keluar dari kehidupan di Terminal Kampung Melayu”.kisah Roy.

Mentas sebagai calo terminal inilah, awal karirnya di dunia perhotelan di mulai. Berawal ingin mencari pekerjaan normal yang halal demi masa depannya, Roy bekerja sebagai tukang cuci piring di resto cepat saji dan merasakan manisnya bekerja di dunia hiburan malam di Jakarta.

“Tapi selama 5 tahun, dari tahun 2000 sampai 2005,saya juga mencoba melamar kerja di hotel-hotel, tapi selalu di tolak, karena gak punya pengalaman dan bukan lulusan perhotelan hahaha” ujarnya.

Namun Roy tak pantang menyerah, di penghujung tahun 2005, siapa sangka dia justru mendapat kesempatan untuk pertama kalinya bekerja di luar negeri, bekerja di salah satu hotel bintang 5 di kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab!.

“Berkali-kali ditolak melamar kerja di hotel, saya tak menyangka, justru mendapat panggilan kerja.Saat melamar disalah satu hotel berbintang di UEA dan ini adalah awal pijakan karir saya di dunia perhotelan” tuturnya.

Berbekal pengalamannya bekerja di salah satu hotel berbintang di negara Petro Dollar, Roy kemudian melanglang buana di beberapa hotel dalam dan luar negeri, sebelumnya akhirnya menapak top karir sebagai General Manager Hotel Dafam, Semarang, sejak tahun 2022 silam.

“Jika merunut kisah perjalanan hidup ini, rasanya saya tak pernah menyangka saya akan sampai di sini sebagai GM sebuah hotel berbintang” ungkap Roy sedikit tertahan.

Pengalaman menjadi “orang jalanan” dan berkarir di luar negeri, menempa Roy menjadi sosok yang humanis. Karena itulah, pendekatan humanistik diterapkan di lingkungan kerja, dengan satu tujuan membuat perusahaan yang di pimpinnya berkembang dan maju.

“Saya coba terapkan pendekatan ini, seperti memberikan motivasi dan melakukan kontrol terhadap kinerja mereka. Selain itu juga memberikan contoh bagaimana cara menerapkan etika yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan mereka sehari-hari, sehingga dengan sendirinya kualitas pelayanan terhadap tamu akan semakin memuaskan tanpa harus diberikan perintah oleh atasannya” contohnya.

Pengalamannya berkarir di luar negeri yang terkenal sangat detil, juta diterapkannya saat memimpin Hotel Dafam Semarang, salah satunya adalah kualitas staff.

“Staf yang berkualitas juga ramah, kualitas kebersihan dan kualitas produk adalah beberapa bagian dari operasional hotel ini saya perhatikan dengan detail, karena 3 bagian inilah yang menjadi cikal bakal kepuasan tamu dalam menginap di hotel”jelasnya.

Maka tak heran, berbekal pendekatan dan “ketelitiannya” dari pengalaman 20 tahun berkarir di dunia perhotelan, Roy mampu menjadi nahkoda yang handal bagi Hotel Dafam Semarang, dalam mengarungi lautan ganas. persaingan bisnis hotel di ibukota Jawa Tengah, Semarang!. (Sls)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya