Trans Jateng Bukukan Peningkatan Non Tunai 44 Persen
RADARSEMARANG.COM, Semarang-Penggunaan transaksi non tunai terus mengalami peningkatan. Seiring kemudahan yang diluncurkan Bank Indonesia melalui standar kode QR Nasional atau QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Kini apapun e-waletnya dan e-banking-nya, bisa transaksi menggunakan QRIS.
Tahun 2022 ini pengguna QRIS di jateng baru 13 persen dari target pengguna QRIS hingga akhir tahun sebesar 2,1 juta. Artinya baru 273 ribu warga Jateng dari jumlah penduduk 34,5 juta yang menggunakan QRIS.
“Saat ini bari 13 persen dari target 2,1 juta pengguna QRIS tahun ini. Kami akan terus melakukan sosialisasi ke berbagai sektor masyarakat. Mulai UMKM, pasar, perdagangan, hingga terminal,” kata Kepala Bank Indonesia (BI) Jateng Rahmat Dwisaputra di sela acara Internalisasi dan Srawung Penggunaan Transaksi Non Tunai dengan QRIS pada Trans Jateng di kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Jateng kemarin.
Menurut Rahmat, kemudahan pembayaran menjadi darahnya perekonomian. Seiring dengan perkembangan digital yang masif ini, digitalisasi pembayaran terus dilakukan di berbagai lini. Pada tahun 2017 sebenarnya sudah dimulai dengan elektronifikasi dengan menggunakan Perusahaan Dasar Siatem Pembayaran (PDSP). Namun penjual atau merchant harus melakukan kerjasama dengan berbagai perbankan atau lembaga pembiayaan seperti OVO, Gopay, Link Aja, dan lainnya.
“Tapi sekarang cukup dengan scan barcode QRIS, banknya apapun, e-waletnya apapun, bisa difasilitasi. Ini jauh lebih mudah. Termasuk di bidang transportasi. Pembayaran tarif cukup menggunakan QRIS, lebih transparan dan akuntabel,” katanya.
QRIS juga diterapkan dalam pembayaran transportasi Trans Jateng. Sejak kali pertama launching pada Desember 2021, frekuensi dan nominal transaksi QRIS terus menunjukkan pertumbuhan positif. “Selama tiga bulan terakhir, frekuensi transaksi menggunakan QRIS di Trans Jateng meningkat sebesar 44 persen dari sebelumnya,” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng Henggar Budi Anggoro ST MT.
Bahkan sampai 31 Maret 2022, katanya, total penggunaan QRIS sudah mencapai sekitar 11.900 transaksi. Rute Semarang-Bawen merupakan rute yang paling banyak melakukan pembayaran menggunakan QRIS dengan porsi 30 persen dari total transaksi. Saat ini Trans Jateng telah melayani 6 rute dan akan menambahkan satu rute lagi pada tahun depan.
Keenam koridor tersebut di antaranya, Koridor 1 rute Bawen-Semarang Tawang yang dilaunching tahun 2017 ada 28 armada. Koridor Purbalingga-Banyumas ada 14 armada. Kendal-Weleri ada 14 armada. Tahun 2020 meluncurkan koridor Borobudur-Purworejo dan Solo-Sumberlawang masing-masing 14 armada. Dan tahun 2021 meluncurkan Terminal Penggaron-Gubuk Purwodadi dengan 14 armada juga.
Pengguna transportasi Trans Jateng pada catatan 2020 mebcapai 1,1 juta. Namun jumlah pengguna menurun akibat kebijakan saat pandemi Covid-19, load factor-nya dibatasi sempat sampai 50 persen saja. Meski begitu, Pemprov Jateng mendorong masyarakat menggunakan angkutan masal dengan transaksi non tunai. “Kami juga akan menerapkan QRIS pada 22 terminal tipe B di seluruh Jateng. Dengan demikian, penggunaan QRIS akan semakin meningkat,” katanya. (ida)