RADARSEMARANG.COM, Di tengah pembatasan sosial akibat wabah Covid-19, kita harus tetap semangat mengejar dan mengajar ilmu pengetahuan. Konsep sekolah di rumah (home-schooling) tidak pernah menjadi arus utama dalam wacana pendidikan nasional.
Meski makin populer, penerapan pembelajaran online (online learning) selama ini juga terbatas pada Universitas Terbuka, program kuliah bagi karyawan di sejumlah universitas dan kursus-kursus tambahan (online courses).
Tapi, kebijakan physical distancing untuk memutus penyebaran wabah, memaksa perubahan dari pendidikan formal di bangku sekolah menjadi belajar dari rumah, dengan sistem online, dalam skala nasional. Dalam hal ini menuntut para praktisi pendidikan harus melakukan inovasi pembelajaran secara besar-besaran demi mencapai suksesnya tujuan pendidikan Indonesia.
Salah satu inovasi pembelajaran PPKn yang dapat dilakukan oleh seorang guru ditengah merebaknya virus korona adalah mengkolaborasikan model pembelajaran yang interaktif berbasi IT (informasi dan teknologi).
Penulis sebagai guru PPKn di SMPN 3 Sawangan, Kabupaten Magelang berusaha meningkatkan keterampilan membuat poster saat pandemi. Keterampilan menulis poster adalah kompetensi dasar yang harus diajarkan oleh peserta didik.
Keterampilan ini sekilas hanya membutuhkan satu atau dua kalimat saja, tetapi kenyataannya hasil pencapaian nilai pada materi kelas IX SMPN 3 Sawangan masih rendah dan kurang efektif.
Masalah yang dihadapi peserta didik biasanya belum tebiasa membuat poster. Peserta didik belum juga mengetahui secara kusus tujuan menulis poster. Dengan keterampilan menulis ini peserta didik dapat mengekspresikan ide-ide dan gagasan melalui bahasa tulis dan bisa langsung disampaikan di khalayak ramai. Yang sering terjadi dalam pembelajaran, guru menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan teori menulis poster saja. Sehingga menyebabkan peserta didik hanya menguasai teori tetapi dalam praktik kurang mahir.
Hal ini dapat di buktikan dalam kekurangmampuan peserta didik dalam menentukan tema, diksi yang kurang tepat, bentuk tulisan yang kurang menarik. Serta kekurangmampuan dalam menentukan kesesuaian isi dengan tema. Oleh karena itu keterampilan menulis poster harus dilatih dengan sungguh-sungguh agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
Guru harus dapat menciptakan situasi yang mendukung ada rancangan pembelajaran yang baik agar peserta didik tidak jenuh. Pengembangan peserta didik dapat sesuai dengan kompetensi harus dicapai. Hal ini dapat terwujud jika guru mau membina dan mengembangkan keterampilan membuat poster secara maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta didik perlu dibekali dengan konsep materi tersebut dan menstimulus gagasan tema.
Pembelajaran keterampilan menulis poster harus sistematis setahap demi setahap. Sehingga peserta didik mengerti betul apa yang seharusya dilakukan. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam memilih strategi pembelajaran menulis keterampilan tersebut.
Media Audio Visual Animasi (AVA) dapat diaplikaskan sebagi media untuk meningkatkan kualitas dan kegemaran membuat poster. Pada hakikatnya pembelajaran dengan menggunakan media AVA merupakan media yang mengandung unsur suara dan gambar menurut Levie dan Levie dalam Hamdani (2011:73-74) mengemukakan pengajaran menggunakan stimulus audio visual membuahkan hasil yang lebih baik untuk tugas-tugas. Seperti mengingat, mengenal kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep.
Pemanfaatan media AVA di media masa diharapkan mampu mengatasi kesulitan peserta didik membuat poster baik memulai penulisan maupun perangsangan munculnya ide-ide yang segar. Bahkan sangat mungkin pelajaran membuat poster yang ditakuti atau membosankan peserta didik berubah menyenangkan dan sangat didambakan. Materi gambarnya yang bersifat mengkritisi dan penampilannya yang warna-warni menjadikan peserta didik menemukan ide dengan tidak merasa bosan. (ms2/lis)
Guru PPKn SMPN 3 Sawangan, Kabupaten Magelang