RADARSEMARANG.COM, Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan. Untuk melawan Covid-19, pemerintah telah melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical distancing), memakai masker dan selalu cuci tangan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang sekolah – sekolah dari tingkat SD hingga perguruan tinggi untuk melaksanakan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara daring atau online.
Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 di lingkungan sekolah kami SMA Negeri 1 Kesesi Kabupaten Pekalongan melaksanakan pembelajaran daring. Pembelajaran daring memiliki kelebihan mampu menumbuhkan kemandirian belajar (self regulated learning). Penggunaan aplikasi online mampu meningkatkan kemandiri belajar dan pembelajaran daring lebih bersifat berpusat pada siswa yang menyebabkan mereka mampu memunculkan tanggung jawab dan otonomi dalam belajar (learning autuonomy). Belajar secara daring menuntut siswa mempersiapkan sendiri pembelajarannya, mengevaluasi, mengatur dan secara simultan mempertahankan motiviasi dalam belajar. Di samping itu juga ada kelemahan pembelajaran daring siswa tidak terawasi dengan baik selama proses pembelajaran daring, sehingga siswa tidak fokus belajar dan menjadikan kurangnya kedisiplinan.
Dan mengingat kondisi keberadaan siswa siswi SMA Negeri 1 Kesesi Kabupaten Pekalongan masih banyak yang tinggal di daerah pedesaan yang lemah sinyal internet dan kondisi ekonomi wali siswa merasa keberatan untuk membeli kuata, dan bantuan kuatapun kurang memadai inilah menjadi tantangan tersendiri pembelajaran daring. Oleh karena itu saya menerapkan metode pembelajaran home visit method. Metode ini merupakan salah satu opsi pola metode pembelajaran saat pandemi Covid 19. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang disampaikan saat home schooling. Saya berani memberlakukan metode home visit mengingat di wilayah zone hijau. Jadi saya sebagai pengajar mengadakan home visit di rumah pelajar dalam waktu tertentu, yang penting kita mematuhi peraturan kesehatan.
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, saya sebagai guru memberi informasi kepada siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 35 melalui WA group kelas untuk membentuk kelompok belajar maksimal 10 siswa dan menentukan di rumah salah satu siswa. Dalam waktu yang ditentukan secara bergantian dengan kelompok lain, serta terjadwal, di sini siswa/siswi dan guru dapat bertatap muka sehingga sisw /siswi dapat terawasi. Saya selaku pendidik dapat memberikan penjelasan pokok bahasan KD 3.4 (Peranan Indonesia Dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia). Dengan demikian materi Pendidikan kewarganegaraan bisa disampaikan dengan baik sehingga siswa benar–benar dapat memahami tujuan KD tersebut. Sehingga siswa dalam menjelaskan peranan Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui organisasi internasional.
Mengapa saya memilih metode home visit menurut hemat saya lebih tepat dapat meringankan beban dan masalah siswa di saat pembelajaran daring (PJJ) yang sering diresahkan siswa dan para orang tuanya karena situasi dan kondisi yang dialami (masalah ekonomi) terutama yang ekonominya lemah. Dengan metode inilah dapat meringankan siswa dan orang tua serta mempermudah saya untuk menyampaikan materi secara efektif. (pg1/ton)
Guru SMA Negeri 1 Kesesi