RADARSEMARANG.COM, Rob atau air laut pasang sering kali memberi kerugian bagi warga. Mulai dari kerugian materil hingga terganggunya aktivitas warga. Aplikasi Kalender Rob hadir memberikan jawaban agar masyarakat dapat mempredikasi dan melakukan mitigasi, sehingga terhindar dari kerugian yang mungkin dialami akibat rob.
MUSIM penghujan segera tiba. Banjir menjadi salah satu peristiwa yang paling banyak diperbincangkan ketika hujan deras melanda seluruh daerah. Apalagi hujan ketika bulan purnama. Hal tersebut akan semakin sulit. Terurtama bagi masyarakat daerah pesisir. Sebab, tidak hanya air hujan, ada pula pasang air laut akibat dari gravitas bulan yang memperparah fenomena banjir yang biasa dikenal dengan rob.
Kota Semarang dikenal sebagai daerah pesisir yang seringkali terkena imbas rob. Hal tersebut menimbulkan kerugian materil yang tidak sedikit bagi warga. Belum lagi aktivitas mereka yang terganggu akibat fenomena ini. Warga dibuat tak berkutik karena tidak dapat memprediksi kapan rob akan terjadi. Hal inilah yang melatar belakangi Prof Denny Nugroho Sugianto untuk menciptakan Aplikasi Kalender Rob. Aplikasi ini dapat memberikan informasi mengenai kapan peristiwa itu terjadi. Sehingga masyarakat bisa melakukan antisipasi.
“Kita bisa lihat kerugian yang dialami warga pesisir saat rob terjadi. Alat elektronik selalu rusak karena terkena air laut. Belum lagi kalau ada hajatan atau syukuran yang sudah direncanakan jauh-jauh hari ternyata saat hari H justru rob. Ini sangat mengganggu. Karena itu, saya berinisiatif membuat aplikasi kalender rob, sehingga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat untuk memitigasi dan meminimalkan kerugian yang dialami masyarakat pesisir akibat rob,” ujar Guru Besar Bidang Ilmu Oceanografi Universitas Diponegoro (Undip) tersebut.
Pria asal Tuban, Jawa Timur ini menuturkan, aplikasi yang dibuatnya memiliki basis data dari pasang surut air laut yang terjadi. Selama dua tahun pihaknya berkerja sama dengan masyarakat untuk melakukan penelitian dan pengumpulan informasi guna mengisi data pada aplikasi tersebut. Selain itu, dirinya juga mencari data dari Buku Daftar Pasang Surut Kepulauan Indonesia yang dikeluarkan oleah Pushidrosal TNI Angkatan Laut dan Badan Informasi Geospasial (BIG), di mana telah dilakukan perhitungan dengan memperhatikan aspek penurunan muka tanah, kenaikan permukaan air laut, serta kondisi topografi pesisir. Data yang terhimpun diolah, yang hasilnya terdapat dalam aplikasi karyanya. Aplikasi tersebut dapat diakses siapapun khususnya masyarakat pesisir, pemerintah dan stakeholder untuk dapat melakukan mitigasi dan meningkatkan kewaspadaan sebelum rob menggenangi wilayah tersebut.
“Kita sudah tahu rob itu fenomena yang periodik. Karena itu, kami bekerja sama dengan masyarakat untuk mencari data kapan biasanya rob terjadi? Berapa lama? Ketinggiannya berapa? Dan sebagainya. Semuanya memang based on masyarakat. Setelah itu, saya himpun dan padukan dengan data lainnya, seperti topografi daerah, peenurunan permukaan tanah, dan kenaikan air laut. Hasilnya, masyarakat dapat memperoleh informasi lengkap mengenai prediksi terjadinya rob dari aplikasi yang saya buat,” bebernya.
Guna mengakses aplikasi tersebut, lanjut dia, masyarakat dapat men-download lewat play store berbasis android dengan nama Kalender Rob. Nantinya melalui aplikasi tersebut masyarakat dapat diberikan informasi mengenai ketinggian air di mana dalam satu hari, level air tertinggi dan terendah dalam satuan meter, prediksi rob setiap hari dan setiap jam secara langsung, informasi peringatan level air dalam kondisi aman, waspada dua dan siaga. Dan tak lupa informasi kalender masehi dan jawa serta informasi posisi bulan. Pihaknya mengaku, saat ini aplikasi karyanya baru menyediakan data di daerah Semarang dan sekitarnya saja. Namun ia akan terus melakukan upgrade guna pengembangan data. Sehingga dapat mencakup untuk seluruh di pantai utara Jawa Tengah dan daerah lain yang rawan bencana banjir pasang atau rob.
“Bagi warga yang tidak terlalu mengerti digital, kami juga menyediakan kalender analog yang biasa tertempel di rumah perangkat desa atau RT/RW terdekat. Saat ini memang data masih di Semarang saja. Namun kita masih dalam tahap pengembangan. Bahkan dari Pemkab Pekalongan, Tegal, Brebes, dan Demak sudah banyak yang memesan. Saya harap aplikasi yang saya ciptakan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir untuk dapat melakukan mitigasi dan antisipasi kepada masyarakat dalam menghadapi rob. Sekaligus memberi informasi mitigasi jangka pendek, menengah, dan panjang bagi pemerintah agar dapat memikirkan solusi efektif penangan banjir rob yang sering meresahkan warga,”harapnya. (dewi akmalah/aro)