28.5 C
Semarang
Monday, 13 October 2025

Dikenal Dermawan, Bangun Musala Megah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, TERDUGA teroris Amirudin, 44, yang diamankan di Nongkosawit, Gunungpati, Semarang diketahui berasal dari Dusun Kunci Putih RT 3 RW 10, Desa Jatirunggo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Koran ini mencoba menelusuri rumah terduga teroris tersebut. Tampak rumah yang megah berdiri di samping minimarket. Rumah dan minimarket itu milik Amirudin yang dikelola istri pertamanya, Neni.

“(Orangnya) Terkenal sangat baik kok, dermawan pula. Itu musala yang membangun dia (Amirudin, Red). Tidak menyangka setelah menikah dengan istri kedua kok jadi begitu,” ungkap salah satu warga, Safitri Rika, kepada RADARSEMARANG.COM.

Musala bercatat hijau itu berdiri megah sekitar 100 meter dari rumah terduga teroris. Di dusun ini, tinggal istri pertama Amirudin dan orangtuanya.

Kepala Desa Jatirunggo Fauzan mengaku, selama ini tidak ada gerak-gerik mencurigakan dari Amirudin saat tinggal di rumah orangtuanya tersebut. Amirudin diketahui putra pertama dari empat bersaudara pasangan Asruli dan Tiyuk.

Marifah Hasanah adalah istri kedua Amirudin yang dinikahi secara siri, sehingga status alamat di KTP mereka berbeda. Istri kedua tersebut merupakan janda empat anak yang sudah dinikahi Amirudin sejak dua tahun lalu. Marifah memang tertutup secara sosial dan mengenakan cadar, sehingga tak ada satu pun warga yang mengenal Marifah secara personal.

Fauzan mengaku sudah kerap mendapat informasi dari warga perihal aktivitas pengajian yang diadakan Amirudin. Warga sempat mengadukan materi pengajian Amirudin kerap bertentangan dengan ajaran pada umumnya. Menurut warga yang disampaikan Fauzan, aliran ajaran Amirudin melarang slametan dan mau memurnikan agama karena praktik agama di masyarakat dinilai sesat.

“Kalau siapa dan berapa jumlah jamaah pengajiannya, saya kurang tahu. Saat itu belum ada aduan dari masyarakat kalau aktivitas tersebut meresahkan. Hanya memang ada yang janggal, seperti melarang kalau ada acara syukuran gitu,” bebernya.

Dikatakan, selama ini Amirudin dikenal sebagai pengusaha sukses. Selain sebagai kontraktor, ia juga memiliki usaha toko kelontong.  “Tanahnya banyak, dia juga dermawan, suka memberi sumbangan kepada warga. Jiwa sosialnya tinggi,”ujar pria 60 tahun itu.

Fauzan yang sudah tiga periode menjabat Kepala Desa Jatirunggo mengaku sangat mengenal Amirudin beserta keluarganya secara personal.  Fauzan menduga keterlibatan Amirudin pada aktivitas terorisme setelah menikah dengan Marifah sekitar dua atau tiga tahun lalu.

Pernikahan dengan istri pertama, Amirudin dikaruniai dua anak.  “Dulu tidak seperti itu, apa karena setelah menikah dengan istri keduanya? Karena sejak dulu di sini dengan istri pertama dan keluarga baik-baik saja. Setiap Sabtu-Minggu seringnya pulang ke sini,” katanya.

Buan, warga Jatirunggo, mengatakan, hingga kini istri pertama Amirudin belum dikabari soal penangkapan suaminya. Sebab, Neni memiliki penyakit mental yang mengharuskannya mengonsumsi obat kestabilan mental. Penyakit mental yang diderita Neni diduga kuat merupakan penyakit bawaan, bukan karena keadaan.

Pun dengan ibu kandung Amirudin juga belum dikabari. Sebab, ibunda Amirudin  memiliki penyakit jantung dan darah tinggi. Sehingga dikhawatirkan akan shock, bahkan penyakit jantungnya kambuh. “Ibu dan istrinya sakit-sakitan. Belum ada yang memberi tahu kasus ini. Biar pihak berwajib saja yang nanti langsung menemui keluarga,” ujarnya.

Koran ini pun dicegah beberapa warga untuk menemui keluarga terduga teroris.  Sedangkan pihak Polres Semarang hingga kini belum memberikan keterangan terkait penangkapan salah satu warga Kabupaten Semarang yang terduga teroris tersebut. (ria/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya