RADARSEMARANG.COM, Tentara tak hanya piawai angkat senjata api. Sersan Mayor (Serma) Paijan memiliki senjata lain untuk merebut hati rakyat. Wayang kulit.
Serma Paijan yang bertugas sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Kalikondang, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak sering dikerubuti anak-anak hingga orang dewasa. Di tangannya, sejumlah wayang dari kertas menari mengikuti jalan cerita yang ia dongengkan pada warga.
“Ayooo Pak Babinsa, wayangan, wayangan. Tolong Pak ndongeng lagi pakai wayang,” ujar anak-anak yang saling bersahutan sambil menarik lengan Paijan.
Anggota Kodim 0716/Demak ini lantas menuruti permintaan mereka dengan menggelar pertunjukan di bawah pohon rindang. Para penonton sering terpancing tawa setiap kali Paijan memperagakan tokoh wayangnya tersebut. Tokoh utama yang ia mainkan adalah punakawan. Semar, Petruk, Gareng dan Bagong. Cerita dikemas dan dibuat ringan dengan inti muatan cerita wawasan kebangsaan.
Warga Pulosari RT 2 RW 2 Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak ini sekarang dikenal sebagai Tentara Dalang. Hampir setiap hari ketika bertugas keliling wilayah binaannya, dalam tas rangsel yang disandang di pundak, selalu ada wayang punakawan. Setiap ada kesempatan bertemu warga, terutama anak-anak, ia keluarkan wayang dan mulai bercerita. Tentu ia tetap mengenakan seragam loreng TNI saat mendalang. Terkadang blangkon batik disematkan sebagai penutup kepala.
“Ini sudah beberapa bulan saya membawa wayang. Kalau ada anak-anak saat bertugas di lapangan, saya mainkan,” ujarnya.
Paijan mengaku tak pernah belajar mendalang secara khusus. Tapi sejak kecil ia memang senang menonton wayang kulit. Tak heran jika berbagai macam cerita pewayangan maupun karakter tokoh ia pahami.
Saat mendalang di hadapan masyarakat, tokoh yang ia mainkan tak melulu punakawan. Tapi diakuinya, anak-anak paling antusias ketika tokoh-tokoh yang muncul saat goro-goro ini tampil. “Paling suka Bagong. Kocak. Kalau dimainkan banyak yang tertawa,” imbuhnya.
Paijan berharap, melalui wayang, pesan-pesan yang ingin ia sampaikan bisa lebih mudah diterima masyarakat. Selain itu, ia juga ingin anak-anak bisa mengenal budaya luhur nenek moyang, tidak hanya terpaku pada kemajuan teknologi semisal ponsel.
“Dengan mengenalkan wayang kulit, saya berharap anak-anak terutama generasi penerus tidak .melupakan kesenian wayang yang merupakan seni peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia,” ujar Paijan.
Usahanya ini, ternyata mendapatkan apresiasi dari Mabes TNI. “Alhamdulillah, meski tidak juara satu, namun saya dapat penghargaan dari Mabes TNI ketika itu. Saya diundang di Jakarta dan menerima hadiah,” ujarnya.
Dia menambahkan, apa yang dilakukan berkat dukungan teman temanya sesama TNI yang lain. “Meskipun main wayang menghibur masyarakat ini saya lakukan sendiri, namun, ini semua berkat kerjasama tim. Jadi, semua ikut terhibur,” katanya. (hib/ton)Wahib Pribadi/RADARSEMARANG.COM
PENUH HUMOR : Serma Paijan memainkan wayang dan menghibur warga Desa Kalikondang.
