28.1 C
Semarang
Wednesday, 25 June 2025

Belajar Toleransi, FKUB Lubuklinggau Kunjungi Salatiga

Artikel Lain

AKRAB: Wali Kota Salatiga, Yuliyanto bertukar cindera mata dengan Wawali Lubuklinggau usai berdiskusi kemarin.(ISTIMEWA)

RADARSEMARANG.COM, SALATIGA, Radar Semarang – Salatiga menjadi salah satu rujukan bagi kabupaten kota lain di Indonesia untuk belajar toleransi. Yang terakhir adalah Forum Kerukunan Umat Beraga (FKUB) Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Rombongan dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Lubuklinggau  H Sulaiman Kohar dan diterima Wali Kota Salatiga bersama Forkopimda dan FKUB Kota Salatiga di Rumdin Wali Kota.
Wali Kota Salatiga, Yuliyanto menyampaikan bahwa predikat kota toleran merupakan bagian dari kerja bersama pemerintah dan seluruh elemen masyarakat di Salatiga. Predikat yang diperoleh itu merupakan kerja bersama dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.
Untuk strategi tentunya pemerintah dalam hal ini melalui kebijakan pembangunan. “Saat ini fokus kebijakan pembangunan kami ada pada tiga hal yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Pembangunan Ekonomi khususnya UMKM, “ jelas Yuliyanto.
Wali Kota menyebutkan sebagai 4W yaitu Wasis atau terdidik, Waras atau sehat, dan Wareg atau secara ekonomi memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhannya sendiri, dan terakhir adalah Wajah Kota. Tentunya dengan menata kembali wajah kota salatiga diharapkan tingkat kebahagiaan akan naik. “Ini semua kami kerjakan karena memang toleransi atau kerukunan memang bergantung pada banyak faktor, bisa ekonomi, budaya, tingkat pendidikan dan lain lain.” imbuh Wali Kota.
Sementara itu, dalam penjelasannya Wakil Wali Kota Lubuklinggau menjelaskan bahwa Kota Salatiga dipilih oleh FKUB Lubuklinggau karena baru saja mendapatkan penghargaan sebagai kota paling toleran kedua se-Indonesia. “Mengapa kami memilih berkunjung ke Salatiga, karena salatiga sudah mendapatkan penghargaan sebagai Kota terukun nomor dua se – Indonesia. Apa saja program yang diterapkan oleh pemerintah Kota Salatiga dalam rangka menciptakan kondisi yang baik di masyarakat.” jelas Kohar
Pada saat yang sama menanggapi pertanyaan ketua FKUB Lubuklinggau Ismuridjal Umar apakah di Salatiga pernah ada permasalahan antar umat, Ketua FKUB Kota Salatiga Kyai Haji Noor Rofiqmenjelaskan bahwa gesekan pasti ada tapi dapat diselesaikan dengan baik.
“Kalo gesekan antar warga pasti ada, namanya juga hidup bermasyarakat pasti ada setuju dan tidak setuju, tapi disitulah mengapa Salatiga disebut sebagai Kota Toleran, karena warganya selalu dapat menyelesaikan permasalahannya dengan baik, mengutamakan kekeluargaan. Bahkan di sini ada juga keluarga yang sengaja menyiapkan tempat khusus dirumahnya, sebagai antisipasi jika ada saudaranya yang memerlukan tempat untuk menjalankan ibadah ketika berkunjung kerumahnya.” kata Noor Rofiq. (sas/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya