RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Tim pembebasan lahan jalan tol Jogja-Bawen seksi tiga mulai memasuki pengumuman hasil identifikasi dan inventarisasi. Pada Selasa (20/6) kemarin, giliran Desa Senden, Kecamatan Mungkid yang diumumkan hasil identifikasi dan inventarisasi.
“Untuk Desa Senden ini merupakan desa yang keempat di seksi tiga yang sudah diumumkan untuk hasil identifikasi dan inventarisasinya,” terang Kasi Pengadaan Tanah dan Pengembangan BPN Kabupaten Magelang Djarot Sucahyo kepada RADARSEMARANG.COM.
Djarot menyampaikan, tiga desa lainnya yang sudah diumumkan, yakni Desa Mungkid, Desa Bojong, dan Desa Pagersari. Untuk Desa Senden ini berdasarkan data awal yang terkena proyek tol kurang lebih 266 bidang, dan yang baru bisa diumumkan 113 bidang.
“Rinciannya, 92 bidang tanah kepemilikan masyarakat dan 21 bidang berupa fasilitas umum, saluran, dan jalan desa. Dari 21 bidang ini, di dalamnya terdapat makam yang juga terdampak,” jelasnya.
Ia menerangkan, untuk lahan makam yang terkena ada dua bidang. Nantinya untuk penyelesaian akan dilakukan relokasi. Jadi, prinsipnya makam ini akan dipindahkan ke tempat lain. “Setiap makam juga akan dinilai. Karena prinsipnya relokasi makam, jadi makam ini juga akan diganti seperti semula, baik bentuk dan ukuran,” katanya.
Kepala Desa Senden Nanang Budi Prasetya membenarkan jika dua makam di Desa Senden terdampak proyek tol. Warganya menerima proyek jalan tol Jogja-Bawen dan mendapatkan ganti untung yang lebih besar seperti daerah lainnya.
Budi menyampaikan, untuk harga tanah di Desa Senden bervariasi. Jika berada di pinggir jalan sebelum ada program jalan tol ini Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu per meter persegi. “Sekarang udah naik dua kali lipat,” ujarnya. (rfk/aro)