Oleh: Rahayu Khairunnisa, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
RADARSEMARANG.COM – Bisnis berbagai makanan meningkat dimana-mana. Aneka makanan dan minuman merupakan jajanan yang sangat digemari masyarakat. Tak heran jika banyak yang menyukai jajanan ini, meski dianggap sebagai jajanan yang tidak sehat, pangsa pasar bisnis gorengan ini cukup besar. Meski cukup populer di masyarakat, keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan modal yang ditanamkan.
Salah satu pengusaha bisnis ini adalah Bu Ety (60th). Dimana Bu Ety telah menjalani bisnisnya selama 3 tahun dengan waktu 10 jam setiap harinya. Dengan membuka warung di tempat tinggalnya yang beralamatkan Jalan Duku VI, Jatisari Elok, Kel. Jatisari, Kec. Mijen, Kota Semarang sebagai tempat usaha yang kebetulan terletak di tengah pemukiman. Dengan modal awal sebesar Rp.1.500.000 yang digunakan Bu Ety untuk membeli semua bahan jualannya. Beliau dapat menjual makanan seperti sosis, tempura goreng, nasi telur, mie rebus/mie goreng, bakso kuah hingga aneka minuman lainnya.
Dari hasil penjualan tersebut Bu Ety mendapatkan keuntungan yang tidak seberapa karena Bu Ety menjual dengan harga yang relatif masih murah; untuk jajanan seperti sosis dan tempura goreng Bu Ety menjual dengan harga Rp.500/pcs, kemudian untuk mie rebus atau mie goreng dan bakso kuah dijual dengan harga Rp.4.000 s.d Rp.5.000 sedangkan untuk aneka minuman lainnya beliau menjual dengan harga Rp.3.000. Karena letak usaha Bu Ety di tengah pemukiman, anak-anak dan warga sekitarlah yang menjadi mayoritas pelanggan.
Pada pandemi Covid 19, banyak usaha yang tutup karena berkurangnya pembeli, ini disebabkan para pembeli beralih menggunakan aplikasi pesan antar makanan yang dimana pembeli tidak perlu keluar untuk membeli apa yang diinginkan. Bersyukurlah Bu Ety pada masa pandemi kemarin, Ia masih bisa berjualan dan mempromosikan dagangannya. Sehingga usaha beliau tidak terlalu sepi, walau terkadang Ia tidak memperoleh keuntungan yang besar/stabil.
Dari pengalaman Bu Ety, dapat diketahui peluang usaha tersebut cukup menjanjikan, namun memerlukan strategi dalam berbisnis. Berikut beberapa tips dasar dalam memulai bisnis gorengan:
- Estimasi modal
Sama dengan bisnis yang lain, dalam memulai usaha perlu membuat rencana anggaran untuk membangun usaha. Modal ini digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan dalam menjalankan usaha ini. Baik dari peralatan yang digunakan, sampai bahan-bahan yang nantinya dijual.
- Lokasi usaha
Keberhasilan sebuah usaha juga dipengaruhi dari lokasi usaha tersebut dilakukan. Pilih lokasi yang cukup strategis sehingga memungkinkan usaha berjalan sesuai keinginan.
- Menjual gorengan yang sehat
Untuk menarik pelanggan, usahakan menjual gorengan yang sehat. Dalam hal ini adalah penggunaan minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng. Menggunakan minyak goreng yang terlalu sering digunakan akan berakibat buruk atau tidak sehat (kandungan lemak berlebih). Disamping itu, akan mengubah cita rasa, gorengan menjadi berubah rasa dan tidak enak.
- Berikan inovasi
Walau banyak sekali orang yang berbisnis gorengan, namun cita rasa dan inovasi akan berpengaruh terhadap ketertarikan konsumen untuk membeli.
Dengan memberikan variasi rasa dan bentuk yang berbeda, toping ataupun kemasan lain dari yang lain akan lebih menarik di mata konsumen. Meskipun hanya gorengan, tidak ada salahnya mendesain kemasan yang unik dan menarik. Hal itu akan membuat persepsi tentang produk lebih berkualitas dan higienis, ketimbang hanya memakai kertas koran / kertas minyak. Semakin unik maka akan semakin dikenali konsumen.
- Tentukan target pasar dan penjualan
Dalam memulai bisnis gorengan, segmentasi pasar sangatlah diperlukan. Pangsa pasar menentukan jenis gorengan yang akan dijual. Bila pangsa gorengan anak-anak muda, bisa membuat gorengan kekinian atau gorengan milenial yang “anak muda banget”.
- Membuat surat perizinan usaha (SPU)
Perizinan usaha sangat penting, untuk mendukung langkah selanjutnya meskipun bisnis skala kecil. Sehingga, bisa menetukan urusan pajak secara mudah, selain itu perizinan usaha bisa membantu lebih mudah mendapatkan kredit usaha ketika mengajukan pinjaman modal ke lembaga keuangan.
- Promosi
Rasa yang enak tidak cukup, jika tidak memasarkan produk. Coba untuk mempromosikan bisnismu melalui sosial media maupun secara konvensional. Untuk lebih menarik konsumen berikan promo/diskon agar konsumen mengetahui produk bisnismu.
Beragam tantangan yang dihadapi Bu Ety dalam menjual dagangannya selain dampak dari pandemi Covid 19 ini, dimana salah satunya ada beberapa pembeli yang kas-bon dalam hal ini Bu Ety diharuskan disiplin untuk mengingatkan atau menagihnya jika utang tersebut belum juga lunas. Mengingatkan setiap hari memang melelahkan, tetapi menjadi penjual yang berjuang untuk memperkuat ekonomi keluarga haruslah tegas kepada pembeli, sekalipun disebut sebagai raja.
“Tetap semangat! Jangan malas, jangan lupa berdoa dan sholat 5 waktu itu yang paling penting!” pesan Bu Ety. (*/bas)