RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Ratusan warga Gedawang, Kecamatan Banyumanik, rela berdesakan dan berebut hasil bumi dalam gunungan. Bagi warga itu merupakan simbol mengais rizki.
Ya, kemarin (13/6), warga sengkuyung mengikuti Apitan Sedekah Bumi. Sebuah tradisi yang telah dijalankan warga Gedawang, setiap tahun.
Kegiatan Apitan diawali dengan pengajian, dilanjutkan dengan kirab budaya, dengan membawa hasil bumi. Seperti kacang-kacangan, jagung, timun, kol.]
Sebelum menjadi rebutan, gunungan hasil bumi dikirab keliling kampung. Dimulai dari halaman Kelurahan Gedawang, GOR Patriot, melewati Kelurahan Padangsari, Jalan Grafika, hingga kembali ke kantor Kelurahan Gedawang.
“Kalau ditempuh itu 1,5 jam dengan santai,” kata Lurah Gedawang, Abdul Mukti.
Sesampainya di lapangan sepak bola tak jauh dari kantor Kelurahan Gedawang, warga berebut gunungan.
“Maksudnya di sini masyarakat mengambil atau mengais rizki karena ini kan sedekah,” jelasnya.
Ketua pelaksana, Winarto menjelaskan, Apitan Sedekah Bumi bentuk keguyuban dan gotong-royong warga Gedawang.
Semua swadaya untuk melaksanakan tradisi ini. Melalui kegiatan ini, ia berharap masyarakat menjaga rasa persatuan. Karena sudah terlaksana puluhan tahun.
“Alhamdulillah dari tahun ke tahun semakin nampak, dengan harapan semuanya berjalan dengan baik,” katanya.
Ketua LPMK Kecamatan Banyumanik, Muhsin Raharjo, sangat mendukung tradisi tersebut. Apitan ini sebagai bentuk nguri-uri budaya, menumbuhkan semangat kebersamaan dan membangun bersama agar Semarang Semakin Hebat. (fgr/zal)