26 C
Semarang
Wednesday, 18 December 2024

Mencicipi Sajian Ayam Goreng Monggomoro Batang, Punya Resep Rahasia dari Delapan Jenis Rempah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Siapa yang tidak kenal rumah makan Monggomoro? Penyaji ayam goreng dengan cita rasa khas itu sudah menjadi langganan pejabat pemerintah maupun pengguna jalan Pantura.

Rumah makan Monggomoro berada di kanan jalan dari arah Jakarta jalan raya Pantura atau Jalan Daendels Desa Kutosari, Gringsing, Kabupaten Batang.  Warung ini mudah ditemukan. Tempatnya cukup nyaman, sejuk, hidangan lezat, harga terjangkau, penyajian cepat serta parkir luas. Inilah yang menjadikan Monggomoro sebagai tujuan favorit pengguna jalan Pantura. Dengan menu khasnya ayam goreng.

Susiyanti sang pemilik menceritakan awal mula RM Monggomoro berdiri yakni tahun 2010. Kala itu, Susiyanti tidak punya pengalaman kuliner. Namun ia  dengan berani membuka rumah makan kecil yang menyajikan ayam goreng. Tidak disangka ayam goreng buatannyadigemari dan laris manis.

Semua berkat resep rahasia yang terbuat dari delapan jenis rempah dan bahan ayam kampung yang masih muda sehingga empuk.

“Sebelum digoreng ayam diungkep dulu selama dua jam. Kemudian bumbu rempah yang sebelumnya untuk menggoreng ditabur di atas ayam goreng yang sudah matang. Jadi kremes itu adalah bumbu rempah,” kata Susiyanti membuka sedikit rahasia.

Rasa khas ini yang membuat ayam goreng buatannya digemari. Banyak pejabat yang berkunjung ke Batang menyempatkan makan siang di Monggomoro. Presiden Jokowi, para menteri,  kapolri, KASAD, kapolda, pangdam, pengusaha dan pejabat lain pernah mengunjungi Monggomoro.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahhmad Lutfi adalah pelanggan utama Monggomoro. Saat kunjungan ke Batang atau ketika lewat, pasti mampir. Bahkan ketika ada kunjungan kerja ke Pati kapolda memesan ratusan porsi hidangan dari Monggomoro. Malam hari Susiyanti dan karyawannya harus lembur menyiapkannya karena akan diambil jam 06.00.

“Favorit Kapolda adalah ayam goreng sambal hijau, oseng genjer dan mendoan,” lanjut Susiyanti.

Rumah makan ini tidak membuka cabang. Susiyanti ingin menjadikan rumah makan miliknya itu legendaris. Inovasi sudah banyak dilakukan, baik dari perluasan bangunan maupun tambahan menu.

Tiap hari ia memasak 100 ekor ayam kampung muda yang dipasok pengepul lokal. Karyawan sebanyak 20 orang juga diambil dari warga sekitar Monggomoro.

Wanita single parent kelahiran Gringsing itu telah mengubah jalan hidupnya dari terpuruk menjadi sukses berkat ketekunan dan usaha keras. (yan/lis)

Reporter:
Riyan Fadli

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya