RADARSEMARANG.COM, Semarang – Nama angkringan Pak Gik sudah tak asing lagi di telinga penggemar kuliner malam Semarang. Menunya tak semewah rumah makan, namun pelanggannya datang dari berbagai kalangan. Mulai anak muda pelajar, mahasiswa hingga pejabat di Kota Semarang. Selain asyik menyantap makanan, juga untuk menikmati malam alias nongkrong.
Angkringan Pak Gik berlokasi di Jalan Inspeksi, Gajah Mada, tepi Kali Semarang. Lapaknya tidak luas, hanya berukuran dua meter dengan panjang sekitaran lima meter. Hanya menggunakan meja, yang di atasnya terdapat sajian menu makanan, seperti halnya nasi bungkus dan terdapat tulisan, nasi gurih, termasuk nasi rambak dan nasi kuning, rendang ayam, nasi telor, dan nasi telor. Bungkusan nasi dalam kertas juga tidak besar, hanya sekepal tangan orang dewasa.
Kemudian ada juga, makanan gorengan, mulai mendoan, pangsit. Ada juga tempe pia-pia, lumpia. Rata-rata, gorengan tersebut masih hangat, sama juga dengan nasi bungkusnya. Selain itu, juga ada menu sate-satean berupa telur puyuh, termasuk sosis yang dibalut bumbu pedas.
Jumat (2/6) menjelang berganti Sabtu (3/6), tampak yang datang mulai kalangan muda-mudi maupun dewasa. Penampilan pelanggan cewek juga bervariasi, ada yang berhijab. Kemudian ada yang celana street, celana pendek, rok mini dan mengenakan kostum ketat. Sementara para cowok tak kalah gaulnya.
“Baru kali ini datang kesini. Kalau nama Pak Gik dengar sudah lama. Penasaran, terus diajak teman ke sini. ” ungkap Syafik yang duduk lesehan di trotoar tepi Jalan Gajahmada.
Syafik mengakui, pembayaran pesanan makan tersebut secara patungan. Totalnya mencapai Rp 67 ribu bersama empat temannya. Ia pun mengeluarkan uang Rp 20 ribu. Datang ke tempat tersebut usai nongkrong di Jalan Pahlawan.
“Tadi ada yang makan satu nasi, ada yang goreng-gorengan. Tidak banyak. Kalau aku makan dua nasi, nasi gurih sama nasi rambak. Sama gorengan pia-pia, enak masih anget-anget gitu,” jelas mahasiswa akhir di perguruan tinggi di Kota Semarang, asal Jepara ini.
Mereka yang datang juga tidak hanya kalangan pengendara motor. Namun ada juga yang turun dari mobil. Meski didominasi plat nomor H, ada juga yang bernopol AD, K, ada juga yang terlihat luar Jawa BH, di bahu jalan, persisnya jembatan inspeksi.