RADARSEMARANG.COM, Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang hampir dialami setiap manusia. Kecemasan juga sebuah reaksi yang timbul dari suatu masalah atau stres yang menekan seseorang.
Menurut Wicaksono dan Saufi (2013) kecemasan adalah kondisi yang kurang menyenangkan yang dialami individu yang dapat mempengaruhi keadaan fisiknya.
Reaksi cemas dapat dikatakan wajar apabila disebabkan keadaan yang menimbulkan stres yang jelas. Tetapi kecemasan yang dirasakan terlalu berlebihan akan memberikan dampak yang tidak baik bagi seseorang. Begitu pula yang terjadi pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gabus Kabupaten Grobogan.
Ada beberapa siswa kelas X SMA Negeri 1 Gabus yang mengalami kecemasan secara berlebihan hanya karena tugas yang diberikan guru untuk presentasi di depan kelas. Kecemasan membuat individu merasa rendah diri, meremehkan diri dan menganggap dirinya tidak menyenangkan orang lain.
Sehingga akan timbul gejala mental (Psikologis). Seperti ketakutan, bingung, tidak dapat berkonsentrasi, khawatir, gelisah. Gejala fisik seperti gemetar, berkeringat dingin, detak jantung meningkat/ berdebar- debar, pernapasan lebih cepat.
Perasaan ini timbul dalam dirinya sehingga mengganggu pikiran dan membuat dirinya stress jika mendapatkan tugas untuk mempresentasikan tugas di depan kelas. Kecemasan yang berasal dari pikiran-pikiran negatif (irasional) secara berlebihan yang membuat dirinya tidak mampu menyelesaikan tugas. Maka dari itu penulis sebagai guru BK memberikan layanan “KOPER-RET” untuk mengurangi kecemasan saat presentasi di depan kelas.
KOPER-RET adalah Konseling Perorangan Rational Emotive Therapy merupakan teknik layanan bimbingan konseling yang dapat membantu siswa menghilangkan pikiran-pikiran irasional menjadi rasional.
Menurut Akhmad Sudrajat (2008) ketika berpikir dan bertingkah laku irasional individu menjadi tidak efektif. Sebaliknya ketika berpikir dan bertingkah laku rasional manusia akan menjadi efektif, bahagia dan kompeten. Maka dari itu untuk mengurangi kecemasan yang dialami siswa tersebut, maka harus menghilangkan pikiran-pikiran irasional yang ada dalam dirinya.
Konseling Perorangan Rational Emotive Therapy dilakukan dengan Teknik A (Activating Event) – B (Belief) – C (Consequences) – D (Disputing) – E (Effect) – F (New Feeling), konselor membantu mengubah pikiran / keyakinan yang rasional melalui kognitif (pikiran), afektif (perasaan) dan behavioristik (perilaku). Proses konseling diawali dengan membina hubungan baik secara terbuka, tulus dan apa adanya.
Selanjutnya pengungkapan masalah-masalah yang dialami siswa. Seperti perasaan was-was, takut ditertawakan teman, takut salah, takut tidak bisa berbicara lancar, takut dimarahi guru, atau takut tidak mendapatkan nilai bagus.
Setelah itu membantu mengidentifikasi pikiran irasional dan menyadarkan tentang tanggungjawab mengubah pikiran-pikiran irasionalnya menjadi lebih rasional. Proses selanjutnya yaitu reorganisasi pikiran irasional yang terdiri atas penentangan/pengubahan pikiran irasional.
Terakhir pengakhiran dengan membantu siswa menyimpulkan kemajuan serta mendorong pengembangan pikiran rasional untuk pengembangan optimal dirinya agar mampu menyelesaikan tugas. Sehingga tidak mengalami kecemasan saat presentasi di depan kelas serta lebih percaya diri.
KOPER-RET mampu membantu mengurangi kecemasan berlebihan siswa saat presentasi di depan kelas. Dengan cara merubah pikiran irasional menjadi rasional. Sehingga dapat mengoptimalkan potensinya agar mampu berpikir, berperasaan dan bertindak secara rasional dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. (ds1/fth)
Guru BK SMA Negeri 1 Gabus, Kab. Grobogan