RADARSEMARANG.COM, Terusan-terusan diomeli sang istri membuat John Dori jengah. Karena itu, ia pun kerap pulang larut malam.
Terkadang juga tidak pulang dan menginap di rumah teman. Sontak, hal ini membuat istrinya, Lady Sandi, naik pitam.
Kemarahannya bertambah. Kata-kata ‘minta cerai’ selalu dilontarkan ketika mereka bertengkar. John tak kaget. Sudah bertahun-tahun lamanya ia hidup dengan kondisi demikian.
Perasaan cinta yang pernah tertanam di hati pun sirna. Hanya ada rasa bosan dan penyesalan.
Kehidupan rumah tangganya tidak lagi bahagia. Mencoba untuk bertahan. Nyatanya membuat John semakin stres. Mencoba menuruti permintaan Lady dengan gaya hidup sosialita, menyebabkan dirinya terlilit banyak hutang. Kesana-kemari selalu ditagih rentenir. Sedangkan pulang ke rumah malah kena bogem.
“Pulang ke rumah niatnya biar tenang malah rasanya seperti di neraka. Panas, diomelin mulu. Tenang enggak, kena bogem iya,” keluh John.
Pekerjaan John sebagai buruh serabutan tidak bisa terima oleh istrinya. Padahal ketika menikah mereka sama-sama berjanji menerima kekurangan satu sama lain.
Lady ingkar janji. Sifatnya juga keras kepala. Selalu mengeluh jika jatah belanja kurang. Juga menyalahkan suami yang sudah kerja keras mencari nafkah.
“Budreg juga pikiran, punya istri suka marah-marah,” kata John sembari tertawa.
Setelah bertengkar hebat, pasangan ini pun memutuskan untuk hidup masing-masing. Rumah tangga mereka pun kandas di tengah jalan. Kini, keduanya masih menjalani sidang di Pengadilan Agama.
“Dikit-dikit minta cerai, ya sudah turuti aja,” ujarnya. (kap/aro)
