26.2 C
Semarang
Monday, 23 December 2024

Puluhan Balon Udara Hiasi Langit Desa Kembaran Wonosobo

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Sebanyak 23 balon udara terbang menghiasi langit di lapangan Desa Kembaran, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo. Balon udara tersebut terbang dalam rangka memeriahkan hari Raya Idhul Fitri 1444 Hijriyah dan untuk mempererat tali persaudaraan warga setempat dan komunitas balon udara di Wonosobo.

Sebanyak 23 balon udara dengan ukuran besar terbang menghiasi langit desa tersebut. Balon tersebut adalah karya warga tiap RT desa tersebut. Sebelum menerbangkan balon, para peserta terlebih dahulu mempersiapkan balon dengan mengisi asap. Pengasapan dilakukan dengan menggunakan asap dari pembakaran tempurung. setelah cukup, balon dilepas untuk diterbangkan. Dalam menerbangkan balon udara tersebut, terdapat syarat agar balon udara tidak terbang liar.

Balon ditambat dengan menggunakan tali tambang setinggi 70 meter dan bisa dikendalikan. Panitia menyerahkan tema balon udara kepada masing-masing komunitas. Hal ini agar mereka bisa bebas dalam mengekspresikan seni mereka melalui balon udara. Peserta sangat antusias, jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ciri khas balon udara Wonosobo adalah menggunakan kertas pilus atau kertas minyak. Kertas ini dinilai jauh lebih aman. Sedangkan kebanyakan dari daerah lain, menggunakan plastik.
Festival balon udara tersebut menyita perhatian masyarakat sekitar. Warga berbondong-bondong untuk menyaksikan penerbangan balon udara tersebut.

Ketua panitia Supri menjelaskan, keistimewaan lainnya adalah, desa ini adalah desa pertama yang menerapkan regulasi penambatan balon udara. Dengan adanya regulasi yang ada selama kurang lebih dua tahun ini, balon tidak diterbangkan secara bebas. Warga menjadi merasa aman dan nyaman. Bahkan lebih terjamin yang ditambatkan. Hal ini juga menambah meriah, dan eksotis festifal ini.

“Sebelum ditambatkan, seringkali ada cerita, warga mengalami kecelakaan saat mengejar balon. Dengan ditambatkan ini pula, warga bisa menikmati pemandangan balon udara lebih lama dan bisa mengambil foto dengan lebih baik,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM, Minggu (23/4) pagi.

Dia berharap agar balon udara Wonosobo jangan sampai diklaim kabupaten lain. Karena balon udara ini memang asli dari wonosobo. Setiap peserta diberikan doorprice di akhir acara sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi mereka dalam festifal ini.

Salah satu peserta Mujiono mengaku membuat balon udara selama 28 hari. Dia dan timnya mengusung tema budaya Bali. Karena Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam. Timnya beranggotakan 18 orang asal Desa Kembaran. Tiap tahun mereka bisa berganti-ganti tema. Bagi para penikmat balon bisa menikmati balon di desa ini hingga Selasa (25/4). Dia juga berharap agar ke depan bisa mendapat support dari pemerintah. (din/bas)

Reporter:
Addin Alfath

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya