RADARSEMARANG.COM, Orang tua zaman dulu selalu berpesan pada perempuan untuk memperhatikan dapur, sumur, dan kasur. Menurut mereka, tiga falsafah ini akan membuat rumah tangga mereka awet.
Hal ini juga masih dipegang teguh oleh John Dori. Tipe wanita idamannya harus mempunyai tiga kategori tersebut. Sedangkan istrinya, Lady Sandi, hanya mahir soal dapur dan sumur.
Sedangkan untuk urusan kasur alias ranjang, Lady benar-benar awam. Maklum dia lulusan pondok pesantren yang kental dengan agama.
Tak sekalipun ia berpacaran atau melakukan sesuatu yang melampaui batas. Terlebih umurnya juga masih relatif muda, 19 tahun.
Keduanya menikah juga karena perintah orang tua. Tentu tak ada yang berani membantah. Alih-alih ingin anaknya bahagia.
Orang tua Lady harus menelan pil pahit. Meski pernikahan anaknya baru berjalan empat tahun, namun sudah harus berakhir di meja hijau Pengadilan Agama.
“Ya, walaupun dikenalin tapi kan bisa bilang baik-baik kalau nggak suka. Dulu kan juga bisa nolak,” ujar Lady.
Wanita 23 tahun ini merasa dikhianati suaminya. Memang perlakuan John baik. Tak sekalipun membentak ataupun main kasar.
“Kalau KDRT nggak, dia (John) itu diem. Tapi ternyata punya maksud terselubung,” katanya.
Perlakuan baiknya kepada sang istri hanyalah untuk mengelabuhinya. John memanfaatkan kepolosan Lady. Bilangnya kerja di luar kota.
Istrinya ditinggal di rumah sendirian. Sementara ia justru asyik dengan wanita idaman lain (WIL). Namanya Pretty.
Meski sudah ditutup rapat, kelakuan John itu tercium oleh sang istri. Alasannya mendua juga tak masuk akal. John tak puas dengan pelayanan istrinya di atas ranjang.
“Bilangnya saya nggak pinter di kasur. Bisanya cuma masak, bersih-bersih rumah,” ujarnya.
Lady yang telanjur sakit hati pun memilih untuk berpisah. Kini, keduanya sedang menjalani sidang di Pengadilan Agama Semarang.
“Dimaafin juga percuma, kalau udah selingkuh bakal diulang lagi,” katanya geram. (kap/aro)