RADARSEMARANG.COM, Magelang – Lebih dari 95 persen warga Kota Magelang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebanyak 24,08 persen diantaranya merupakan segmen Peserta Bukan Penerima Upah Bukan Pekerja Pemerintah Daerah (PBPU/BP Pemda), atau yang iurannya dibayar oleh Pemkot Magelang menggunakan dana APBD.
Salah satu warga yang merasakan program JKN dari segmen PBPU/BP Pemda ini adalah Endah Ruswasiati. Warga Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah, itu terdaftar sebagai peserta penerima bantuan iuran pemerintah sejak tahun 2016 lalu. Selain dirinya, empat anggota keluarganya juga terlindungi program JKN.
Endah—sapaan akrabnya—memang belum pernah memanfaatkan JKN untuk keperluan pengobatan yang berbiaya besar. Yang pernah menggunakan untuk itu adalah almarhum kakaknya. Sementara dirinya, menggunakan kartu JKN untuk berobat di Puskesmas dengan gejala penyakit ringan.
Meski berobat di Puskesmas, sakit yang dikeluhkannya itu sembuh. Obat yang diresepkan tepat. “Alhamdulillah, selama ini berobat di Puskesmas nyaman, dan cocok,” ucapnya.
Kadang dirinya juga menggunakan kartu JKN untuk deteksi dini penyakit kronis. Contohnya cek tekanan darah secara berkala. Jika diketahui tekanan darahnya kurang normal, ia tahu apa yang harus dilakukannya. Pasalnya, dokter dan perawat di Puskesmas memberikan edukasi cara menjaga kesehatan dari hal yang paling sederhana.
“Supaya bisa jaga-jaga, dan lebih berhati-hati dalam menjaga pola makan, dan istirahat yang cukup,” imbuhnya.
Sejak memiliki JKN, ia merasakan banyak perubahan dalam hidup. Dirinya lebih tenang. Tidak lagi gelisah memikirkan biaya berobat, jika sewaktu-waktu jatuh sakit. Ia tidak ingin merepotkan keluarganya. “Saya rasakan betul, sejak punya JKN, hidup saya lebih tenang,” ungkap Endah.
Ketenangan itulah yang membuat Endah tetap produktif. Menajalani aktivitas dengan fokus, tanpa terganggu dengan pikiran-pikiran lain yang membebani. Jika ada rejeki, ia tabung untuk persiapan masa tua.
JKN juga membuatnya sadar betapa pentingnya menjaga kesehatan. Dirinya pun aktif mengikuti Posyandu lansia.
Selama memakai JKN untuk berobat, ia juga tidak pernah mendapatkan pengalaman buruk. Meskipun sebagai peserta PBPU/BP Pemda, perempuan kelahiran 1964 itu mendapat pelayanan yang memuaskan. Ia menilai, para tenaga kesehatan (nakes) bekerja dengan sepenuh hati.
“Tenaga-tenaga kesehatan yang melayani sangat ramah, kalau saya tidak paham, diarahkan dengan sabar,” ucapnya.
Berobat menggunakan kartu JKN juga tidak ribet. Cukup menunjukkan kartu JKN kepada petugas di pendaftaran pasien. Apalagi sekarang ini, pasien ber-JKN bisa berobat hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja. “Makin ke sini, makin praktis,” ucapnya.
Endah juga mengamati jumlah pasien yang menggunakan JKN lebih banyak ketimbang pasien umum. Ia merasa, jika sebagian besar masyarakat sudah memanfaatkan JKN dan terbantu dengan program ini. “Ini membuktikan, kalau program JKN sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” ungkapnya.
Menurutnya, program JKN juga menjadi bukti bahwa Pemkot Magelang peduli kepada warganya. Tingkat kepercayaan masyarakat juga meningkat. Karena uang rakyat kembali lagi kepada rakyat, melalui program-program pemerintah yang dampaknya terasa di masyarakat.
“Saya harap, program JKN ini terus berkelanjutan dengan peningkatan-peningkatan kualitas pelayanannya,” ungkapnya.
Mengapa ia berharap sedalam itu ? Kata Endah, hadirnya program JKN membuat banyak perubahan di bidang pelayanan kesehatan. Fasilitas-fasilitas kesehatan saat ini makin bagus, pelayanan kesehatan semakin berkualitas. “Yang paling penting pada akhirnya semua orang berhak untuk mendapat pelayanan kesehatan yang sama, dan semua memiliki kesempatan untuk sembuh,” pungkas perempuan kelahiran April itu. (web/put/bas)