RADARSEMARANG.COM, Semarang – Semarang Bersholawat di Lapangan Simpang Lima dipenuhi ribuan warga Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai daerah. Tak hanya dari Kota Semarang, tapi ada juga dari Demak, Kendal, Kabupaten Semarang, Magelang, Kudus, Jepara, bahkan Sragen. Mereka bersalawat bersama Presiden Mafia Sholawat Gus Ali Shodikin.
Para jamaah penuh khidmat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Indonesia Pusaka. Kemudian mengucapkan ikrar Pancasila sebagai bentuk kesatuan. Sholawat Yalal Wathan menjadi pembuka. Dan Yel-yel Banser NU Jumareka dinyanyikan lengkap dengan gerakannya yang seru.
Semarang Bersholawat ini merupakan rangkaian kegiatan Satu Abad NU yang digelar sejak pagi pada Minggu (12/2) kemarin. Sedangkan malam harinya digelar Semarang Bersholawat.
Sebagian jamaah pengajian menenteng spanduk asal daerah masing-masing. Bertuliskan Santri NU, Seabad NU Bersholawat Bersama Mafia Sholawat, dan lainnya. Pengajian akbar ini tak hanya menyajikan grup rebana, juga menyuguhkan tarian sufi.
“Ke depan harus digdaya. Dari sisi organisasinya, program-programnya, kemanfaatannya untuk bangsa dan negara, untuk masyarakat. Tidak perlu malu menjadi orang NU. Bangga menjadi orang NU di Indonesia,” kata Ketua PCNU Kota Semarang Anashom mengobarkan semangat bagi warga NU.
Pada kesempatan itu, Anashom juga mengajak berdoa bersama dengan doa bulan Rajab dan siap menyambut kehadiran bulan Ramadan.
“Semoga engkau Ya Allah, berikan kami keberkahan di bulan Rajab, Sya’ban, dan kami minta dipertemukan dengan bulan Ramadan. Semoga keberkahan selalu kita rasakan, kita perjuangkan bersama-sama apa yang sudah dilakukan ulama terdahulu,” tambahnya.
Presiden Mafia Sholawat Indonesia Gus Ali Shodikin pun mengajak jamaah salawat menghadiri istighosah untuk niat mencari obat.
“Pengajian di Mafia Sholawat, diniati golek tombo akal, ati, jasade, badan, usaha, rumah tanggane. Mugo-mugo seng duwe penyakit diangkat kabeh, sengkolo musno kabeh,” serunya diikuti amiin para jamaah. (ifa/ida)