RADARSEMARANG.COM – Menjadi narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) bukan berarti membuat kreativitas dan bakat juga terbelenggu. Lapas Kelas IIB Batang, memfasilitasi para tahanan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakatnya.
Petugas lapas mengumpulkan para napi yang memiliki potensi di bidang musik untuk membuat sebuah band. Dari hasil pencarian bakat, akhirnya lima orang Napi terpilih menjadi anggota Band Lapangkustik. Band tersebut baru dibentuk tiga minggu ini. Dan Sabtu (10/12) lalu mereka tampil perdana di luar lapas.
Kepala Lapas Kelas IIB Batang, Rindra Wardhana menyampaikan, agenda manggung di luar lapas ini untuk mengasah mental napi. Agar berani tampil di hadapan khalayak umum sebagai unsur pembinaan. Kali pertama mereka manggung di Safari Beach Jateng, area Pantai Sigandu.
“Kami kumpulkan jadi satu dan mereka diberi kesempatan berlatih selama dua pekan, sebelum tampil perdana di Safari Beach Jateng,” terangnya.
Nama Lapangkustik sendiri akronim dari Lapas Batang Akustik. Sebuah band beraliran pop. Personelnya merupakan napi dari berbagai kasus, mulai narkoba hingga pencurian. Lapangkustik digawangi Danang dari Batang, Wiji dari Purwokerto, Umam dari Pekalongan, Ilham dari Batang dan Imbal dari Weleri.
Perkrutan tidak dilakukan asal-asalan. Ada syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi personel dari Lapangkustik. Napi harus berkelakuan baik dan telah melewati setengah dari masa pidananya.
“Faktor keamanan tetap yang utama. Sebelum kami mengeluarkan mereka untuk tampil, diawali asesmen hingga sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) dengan mengundang kejaksaan, kepolisian, pengadilan serta Disparpora yang mengampu destinasi wisata di Batang,” ungkapnya.
Salah satu personel Lapangkustik, Danang mengatakan, kelima personel sebelumnya tidak saling mengenal. Namun karena memiliki hobi yang sama, akhirnya dipertemukan. Ia sendiri sudah tiga tahun di dalam Lapas Batang. Masa tahanannya tersisa kurang dari satu tahun.
“Awalnya suka genjreng-genjreng di sel. Pertama disuruh petugas mencari WBP (warga binaan pemasyarakatan) yang hobi main musik, akhirnya ketemu sama teman-teman. Hampir semua bisa main musik, bahkan ada juga yang pernah punya grup band dan tampil di sejumlah festival,” terangnya. (yan/zal)