RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kematian Iwan Boedi Prasetijo Paulus, 51, sudah memasuki hari yang ke-77. Sampai saat ini, pelaku pembunuhan terhadap ASN Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang ini masih belum terungkap.
Namun kabar terbaru, polisi telah menemukan titik terang siapa pelaku pembunuhan keji terhadap ayah empat anak tersebut. Hal itu diungkapkan pengacara keluarga Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setiawan kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (15/11).
Hanya saja, pihaknya belum bersedia membeberkan dengan alasan penyampaian ini tak ingin mendahului pihak Polrestabes Semarang.
“Perkembangan terbaru, dari koordinasi kami dengan Polrestabes Semarang, sampai dengan akhir minggu lalu, tampaknya sudah mengarah ke pelaku yang mungkin alat buktinya juga sudah kuat,” ujar Yunantyo Adi Setiawan saat ikut mendampingi keluarga almarhum Iwan Boedi menggelar doa bersama di lahan semak belukar milik PT Family, kawasan Pantai Marina, Semarang Barat, Selasa (15/11).
“Tapi intinya mulai ada titik terang, dan mudah-mudahan dalam waktu tidak sampai tiga bulan sudah ada yang terungkap. Secara detailnya kami tidak boleh menyampaikan, karena kami juga tidak ingin mendahului kepolisian,” tambahnya.
Yunantyo mengakui, beberapa hari lalu, bersama tim kecilnya telah melakukan audiensi dengan pihak TNI. Ia bertemu Komandan Polisi Militer Kodam IV/Diponegoro dan Wakil Komandan Polisi Mitlier Kodam IV/Diponegoro, Selasa (8/11) pekan lalu. Dari pertemuan tersebut, kata dia, pihak Pomdam akan terbuka dan siap membantu untuk mencari pelakunya.
“Karena nama TNI dipertaruhkan dalam kasus ini. Maka apabila ada anggotanya yang terlibat, akan diproses hukum. Dan apabila ada sipil yang terlibat, akan dilimpahkan ke Polrestabes Semarang. Apabila kepolisian akan memeriksa anggota, akan dipersilakan untuk dimintai keterangan di Pomdam,” katanya.
Menurutnya, sudah adanya komitmen bersama antarpimpinan kepolisian dan pihak TNI untuk saling bersinergi dalam mengungkap kasus ini. Bahkan, kasus inipun juga mendapat pemantauan langsung dari pihak Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa.
“Kenapa Pomdam menyatakan demikian, karena disampaikan bahwa hampir tiap minggu, Panglima TNI menanyakan perkembangan kasus ini, dan ini harus diungkap dan bagaimanapun TNI harus membantu mencari pelakunya,” tandasnya.
Terkait pengiriman surat yang dikirimkan ke Presiden RI Joko Widodo, Yunantyo menjelaskan telah mendapat respon dari Deputi V Kantor Staf Presiden. Respon tersebut, Deputi V Kantor Staf Presiden juga membentuk tim untuk mengusut dan mengumpulkan data terkait permasalahan ini.
“Supaya nanti bisa dikoordinasikan dengan presiden. Dan mungkin setelah itu dikoordinasikan dengan Panglima dan Kapolri. Itu memang sifatnya masih tembusan,” katanya.
Sedangkan untuk pengiriman surat kepada Panglima TNI, Yunantyo menjelaskan surat tersebut rencananya akan dibuat oleh putri almarhum, Thersia Saraswati. Setelah jadi, selanjutnya dalam waktu dekat surat tersebut akan dikirim ke Andika Perkasa.
“Surat untuk panglima secara khusus dibuat keluarga dan diketik Mbak Saras itu mengalami kendala setelah Mbak Saras membacakan surat presiden di tempat Romo itu ada kendala batin untuk mengungkapkan isi surat. Sehingga dalam satu dua hari ini, kami akan mewakili keluarga untuk menyampaikan ke panglima. Teman-teman relasi yang mungkin bisa berkaitan dengan panglima agar pihak keluarga bisa bertemu langsung dengan panglima,” ujarnya.
Sementara itu, istri almarhum Iwan Boedi Presetijo, Onee Anggrawati, menggelar doa bersama di lokasi jazad suaminya ditemukan pada 24 Agustus silam. Doa dipanjatkan tak lain untuk mencari keadilan dan supaya bagian tubuh Iwan Boedi yang hilang bisa ditemukan.
Doa bersama didampingi Pendeta Keuskupan Agung Semarang Romo Aloysius Budi dan Presidium Gusdurian Semarang, Nuhab Mujtaba Mahfuzh. Nampak istri almarhum, duduk bersila di tengah-tengah para tokoh lintas agama memanjatkan doa sembari menaburkan bunga. Doa bersama dilakukan menurut agama yang dianut Iwan Boedi dan keluarga, yakni Katolik, dipimpin pendeta Romo Aloysius Budi.
Pendeta yang akrab disapa Romo Budi ini mengatakan, di tempat inilah almarhum mengalami ketidakadilan kematian dengan cara tragis. Tubuhnya dibakar. Anggota tubuhnya dipotong, termasuk yang masih belum ditemukan adalah bagian kepala dan kaki.
“Kekerasan atas kemanusiaan secara tidak adil dan brutal ini pasti bukan kehendak-Mu. Ini melulu kejahatan kemanusiaan yang harus diusut secara tuntas demi tegaknya keadilan dan dihargainya kemanusiaan,” katanya.
“Oleh karena itu, bersama seluruh alam semesta, tanah air, angin, dan rerumputan yang menjadi saksi bisu atas peristiwa kejahatan itu, kami memohon kepada-Mu agar keadilan ditegakkan dan diwujudkan bagi keluarga, Iwan Boedi Prasetijo,” sambungnya.
Hal senada disampaikan oleh Presidium Gusdurian Semarang Nuhab Mujtaba Mahfuzh. Ia pun terus memberikan dukungan moral kepada Polri dan TNI untuk mengungkap kasus ini. Selain itu, juga memberikan support moral dan pendampingan untuk keluarga almarhum Iwan Boedi agar tidak merasa sendirian.
Onee, istri almarhum tak kuasa menahan air matanya usai melakukan doa bersama. Suaranya terbata-bata saat memberikan keterangan.
“Sampai hari ini, saya dan anak-anak masih merasa tidak sendirian. Saya masih ditemani untuk berjuang untuk mencari sebuah keadilan dan sebuah misteri. Untuk membuka sebuah misteri yang sampai saat ini siapa, apa, dan mengapa suami saya sampai dengan hari ini belum terkuak misteri tersebut,” katanya sambil meneteskan air mata.
Onee dan keluarganya juga bersyukur, ditemani banyak orang yang peduli dan terus menemani untuk mencari keadilan terkait kematian suaminya yang hingga kini belum terungkap. (mha/aro)