28 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Tercapainya Merdeka Belajar dengan Kolaborasi Pelajaran Fotografi dan PKK

Oleh : Hendriana Oktora, S.Kom

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Apa itu merdeka belajar? Dikutip dari https://ayogurubelajar.kemdikbud.go.id/seri-guru-merdeka-belajar/ Merdeka belajar adalah belajar yang diatur sendiri oleh pelajar.

Pelajar yang menentukan tujuan, cara dan penilaian belajarnya. Dari sudut pandang pengajar, merdeka belajar berarti belajar yang melibatkan murid dalam penentuan tujuan, memberi pilihan cara, dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar. Kurikulum merdeka belajar sudah dilaksanakan oleh sekolah-sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.

Merdeka belajar di SMK fokus pada asas kemerdekaan dalam menerapkan materi yang esensial dan fleksibel sesuai bakat dan minat, kebutuhan, dan karakteristik dari peserta didik yang sesuai tuntutan zaman di kehidupan abad 21 dan supaya siap menghadapi persaingan di era industri.

Kehidupan abad 21 menuntut keterampilan peserta didik untuk siap menghadapi tantangan. Keterampilan tersebut lebih dikenal dengan istilah 4C. Singkatan dari critical thinking atau berpikir kritis, collaboration atau kemampuan bekerja sama dengan baik, communication atau kemampuan berkomunikasi, dan creativity atau kreativitas.

Untuk meningkatkan pembelajaran sekolah di kurikulum merdeka belajar yang sesuai dengan kehidupan abad 21, di kelas XI DKV 1 pada mata pelajaran Fotografi akan berkolaborasi dengan mata pelajaran PKK. Karena kebutuhan peserta didik dalam memahami dan melaksanakan hasil pembelajaran yang berkualitas sering terkendala beban tugas yang harus dikerjakan secara mandiri dari masing-masing mata pelajaran.

Maka dibutuhkan model pembelajaran inovatif berupa proyek kolaborasi antarmata pelajaran yang dapat mengurangi beban tugas peserta didik supaya menghasilkan karya berkualitas.

Kegiatan pembelajaran kolaborasi antarmata pelajaran yang akan dilakukan menggunakan model project based learning. Model pembelajaran project based learning merupakan strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau lingkungan, permasalahan yang dikaji merupakan permasalahan yang kompleks dan membutuhkan penguasaan berbagai konsep atau materi pelajaran dalam upaya penyelesaiannya, proyek yang dibuat dapat merupakan proyek dari satu guru, atau proyek bersama dari beberapa guru yang mengasuh pelajaran yang berbeda (Abdullah Sani, 2015:172).

Proyek yang akan dikerjakan pada mata pelajaran PKK adalah pembuatan desain kaus sekaligus mempromosikan produk tersebut. Untuk mempromosikannya, berkolaborasi dengan mata pelajaran Fotografi yaitu pembuatan foto produk kaus dan pembuatan poster untuk mempromosikan kaus.

Tahapan yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajaran adalah membuat mockup kaus sablon, menggambar desain kaus yang akan disablon dan membuat tema desain foto untuk promosi kaus. Setelah itu melakukan proses sablon dan hasil kaus yang sudah disablon diambil gambarnya sesuai tema yang telah dibuat.

Hasil foto tersebut dituangkan ke dalam poster untuk mempromosikan penjualan kaus. Tahap akhir adalah mempublikasikan hasil proyek tersebut ke masyarakat sekitar dan sosial media sebagai ajang promosi kaus hasil sablon para peserta didik.

Sesuai kurikulum merdeka belajar, para peserta didik bebas berekspresi menuangkan ide dan berkreasi dalam mendesain kaus, memilih tempat pemotretan sesuai tema yang telah mereka buat yang tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas. Mereka bebas berkeskpresi untuk mendapatkan hasil foto produk yang bagus sehingga proses kolaborasi antarmata pelajaran menjadi nyaman dan menyenangkan.

Dengan kegiatan tersebut, para peserta didik terlihat aktif, bersemangat, lebih kreatif sehingga kualitas belajar para peserta didik meningkat dan tercapai merdeka belajar. Proses pembelajaran ini sangat menguntungkan bagi peserta didik karena bisa lebih memahami konsep arah tujuan pembelajaran dan menghemat waktu dalam pengerjaan tugas sekolah.

Sedangkan untuk guru, dapat menumbuhkan kreativitas guru, menambah wawasan dan inovasi untuk menghubungkan materi antarmata pelajaran sehingga dapat menghasilkan proses pembelajaran yang menyenangkan. (una/lis)

Guru SMK Negeri 1 Pringapus, Kabupaten Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya