RADARSEMARANG.COM, Demak – Hari kedua masa uji coba jembatan layang (fly over) Ganefo, Desa Kembangarum, Kecamatan Mranggen, kemarin (29/9) tampak lancar. Para pengendara mobil kecil maupun sepeda motor tampak antusias menikmati saat melintasi jembatan dengan panjang 700 meter dengan ketinggian 7,2 meter dan lebar 13,1 meter ini.
Mereka berhenti sejenak lalu selfi atau ambil foto pribadi dengan background tulisan fly over Ganefo Mranggen. Pengguna jalan juga bisa menikmati pemandangan indah Gunung Ungaran di bagian selatan jembatan, dan menikmati kereta api yang lewat di bawah jembatan tanpa lagi mengganggu perjalanan kendaraan.
Meski demikian, sejumlah kekurangan mulai ditemukan saat ujicoba fly over Ganefo. Menurut Wakapolsek Mranggen Ipda Bambang Suhartoyo, setelah dilakukan evaluasi pada hari pertama, pihaknya menemukan beberapa kekurangan fly over Ganefo Mranggen, di antaranya belum ada garis kejut, mata kucing, dan tidak ada rambu-rambu dilarang berhenti sepanjang fly over. Sebab, di lapangan ditemukan banyak pengendara yang berhenti untuk sekadar foto selfi ataupun melihat pemandangan di sekitarnya.
“Perlu mata kucing dan garis kejut sepanjang fly over baik sisi timur ataupun barat. Juga belum ada rambu larangan berhenti di sepanjang fly over, karena bisa bahaya kalau berhenti di fly over,” ujar Ipda Bambang Suhartoyo kepada wartawan.
Diakui, kekurangan rambu jalan itu sudah dikomunikasikan dengan pihak terkait untuk segera disediakan sebelum dibuka secara umum pada Sabtu (1/10) besok.
Pantauan RADARSEMARANG.COM, kendaraan yang diperbolehkan lewat fly over khusus yang tingginya tidak lebih dari 2,1 meter. Untuk membatasi kendaraan seperti ini, di ujung barat dan timur jembatan dipasang portal besi yang juga dilengkapi tulisan pengingat, jembatan hanya boleh dilalui kendaraan kecil.
Suparno, 45, warga Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen menuturkan, sebagai pengguna jalan raya Mranggen setiap hari, ia bersyukur lantaran fly over yang dibangun sejak 8 Oktober 2020 ini telah selesai. “Kita bisa lewat dengan rasa senang. Sebab, tidak ada kemacetan lagi di kawasan Ganefo,”katanya.
Senada disampaikan Beti, 47, warga Desa Kembangarum, Kecamatan Mranggen. Menurutnya, sebelum ada jembatan layang itu, kalau pagi dan sore hari menjelang petang jalan raya Ganefo dipastikan macet. Arus kendaraan mengular panjang lantaran kendaraan antre di sekitar pasar tumpah Ganefo yang di sisinya juga dilintasi rel kereta api jurusan Jakarta-Surabaya.
“Alhamdulillah, sekarang ada harapan wilayah Ganefo ini tidak macet lagi. Kita nikmati uji coba ini dulu,”ujarnya.
Dia menambahkan, kemacetan sebelum ada jembatan layang dirasakan sangat mengganggu aktivitas warga. “Ini karena di situ ada Pasar Ganefo. Ada pula pasar tumpah, sehingga kendaraan susah lewat hingga menyebabkan kemacetan,”katanya.
Pedagang Pasar Ganefo sendiri mulai aktivitas pukul 02.00 dinihari hingga pagi hari. Setelah adanya jembatan layang, kemacetan sudah hilang. “Jalanan lebih tertib,” ucapnya.
Pekerja PT Brantas Abipraya Maliki, 44, mengatakan, saat ini tinggal proses menyelesaikan pengecatan pagar sisi kanan kiri jembatan, dan ditargetkan selesai sebelum peresmian.
“Kita sedang finishing cat pagar jembatan. Sementara ini, jembatan baru dilalui mobil kecil dan sepeda motor. Sedangkan, truk, bus, dan kendaraan besar lainnya boleh melintas mulai Sabtu besok,”katanya.
Petugas Lalulintas dari Unit Lantas Polsek Mranggen Muh Yasin mengatakan, selama ujicoba ini, petugas melakukan pengaawasan secara begilir siang dan malam. Di antaranya, mengawasi palang besi yang dipasang agar kendaraan besar tidak masuk jembatan dulu.
“Sempat ada kendaraan yang tingginya melebihi 2,1 meter nekat masuk jembatan. Tapi, akhirnya tetap tidak bisa karena bak kendaraan bagian atas mentok palang besi tadi. Mereka tidak tahu, sehingga tetap lewat bawah jembatan,”ujarnya.
Ia berharap, adanya jembatan layang itu diharapkan titik kemacetan di wilayah Mranggen bisa teratasi. “Ini baru ujicoba,”kata Kasatlantas Polres Demak AKP Muhamad Gargarin.(hib/aro)