26.2 C
Semarang
Monday, 23 December 2024

Optimalisasi Pemahaman Konsep Hukum Gossen I dan II dengan Metode Simulation Drink And Food

Oleh : Esti Rofiatul Islamiyah, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia. Serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Materi perilaku konsumen merupakan perilaku konsumen dalam mengonsumsi dan memilih barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Namun kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan pengamatan, siswa masih kurang yakin dengan bunyi hukum Gossen I dan hukum Gossen II. Untuk itu penulis menggunakan metode simulation drink and food dengan pembelajaran via zoom karena waktu itu kegiatan belajar mengajar masih secara daring.

Nilai rata-rata pada materi perilaku konsumen pada hukum Gossen I dan hukum Gossen II di kelas X SMA Negeri 1 Muntilan 60. Adapun siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (70) sebanyak 35% dari keseluruhan kelas X IPS-1, 2, dan 3. Siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 65%. Artinya banyak siswa yang belum memahami materi hukum Gossen I dan hukum Gossen II.

Tingkat kepuasan konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur/dikuantifikasi dengan satuan tertentu, seperti uang. Setiap manusia pasti akan berbeda-beda dalam menentukan pilihan. Sebagai contoh Si “A” saat hendak berangkat sekolah apakah sarapan pagi dengan nasi, roti, mi atau lainnya. Setelah makan pagi apakah minum air putih, teh, kopi, jus atau susu. Di sinilah pengambilan keputusan atas berbagai pilihan yang ada.

Bunyi hukum Gossen I : Apabila suatu barang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu lalu ditambah, kepuasan total yang diperoleh juga bertambah. Akan tetapi, kepuasan marginal akan makin berkurang. Bahkan, apabila konsumsi terus dilakukan, tambahan kepuasan akan menjadi negatif dan kepuasan total berkurang.

Sedangkan bunyi hukum Gossen II : Konsumen akan membagi-bagi pengeluaran uangnya untuk membeli berbagai macam barang sehingga kebutuhan terpenuhi secara seimbang.

Dari pengertian hukum Gossen I dan hukum Gossen II, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai konsumen harus pandai-pandai mengatur keuangan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Jangan seperti bunyi hukum Gossen I karena kalau konsumen dalam jangka waktu lama mengonsumsi satu jenis barang, pasti akan bosan.

Beda dengan bunyi hukum Gossen II, misalnya bekal yang kalian bawa setiap hari menunya beraneka ragam kira-kira menurut kalian bagaimana? Apakah kalian akan merasakan bosan? Tentu kebutuhan kalian itu terpenuhi secara seimbang.

Dari hasil pengamatan yang ditulis oleh peserta didik kemudian dapat disimpulkan bahwa konsep hukum Gossen I dan II dapat diuji kebenarannya setelah dilakukan simulasi di kelas.

Peserta didik yang melakukan simulasi hukum Gossen I, makan satu bungkus nasi yang pertama sangat lahap. Makan nasi bungkus yang kedua masih lahap. Makan nasi bungkus yang ketiga sudah berkurang seleranya. Dan terakhir, nasi bungkus ke empat baru berapa suap sudah tidak kuat dan tidak habis.

Ternyata hukum Gossen I yang berbunyi : Apabila suatu barang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu lalu ditambah, kepuasan total yang diperoleh juga bertambah. Akan tetapi, kepuasan marginal makin berkurang. Bahkan apabila konsumsi terus dilakukan, tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi negatif dan kepuasan total berkurang.

Seperti pada simulasi yang sudah dilakukan, ketika menghabiskan nasi bungkus yang ketiga kepuasan total bertambah dan kepuasan marginal akan makin berkurang. Apalagi kalau nasi bungkus yang ke-4 dihabiskan tambahan kepuasan yang diperoleh justru akan negatif.

Pembelajaran dengan metode simulasi menunjukkan adanya perubahan terhadap pemahaman konsep hukum Gossen I dan II dibuktikan dengan perolehan nilai mengalami perubahan. Semula nilai rata-rata 60 menjadi 75 sedangkan KKM (70), mencapai 95% dari keseluruhan peserta didik di kelas X IPS-1, yang berjumlah 36 dan 5% belum mencapai KKM. Kegiatan ini penulis lakukan sebelum pandemi Covid-19. (mj/lis)

Guru SMAN 1 Muntilan, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya