RADARSEMARANG.COM, Semarang – Alvina Nur Insyani, 19, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) yang meloncat dari lantai 6B gedung parkir kampusnya akhirnya meninggal.
Korban yang sempat menjalani perawatan di RS Panti Wilasa Citarum Semarang dinyatakan meninggal pada Jumat (16/9) sekitar pukul 22.00. Menurut dr Dimas dari IGD RS Panti Wilasa Citarum, mahasiswi semester tiga itu mengalami pendarahan dalam.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyebut, korban setelah kejadian langsung dibawa ke RS Panti Wilasa Citarum Semarang oleh karyawan kampus swasta di Jalan Soekarno-Hatta Semarang tersebut. Namun setelah mendapat perawatan dokter, nyawanya tidak dapat diselamatkan.
“Polisi menemukan rekaman CCTV korban sebelum menjatuhkan diri ke bawah sempat mondar-mandir. Diduga korban mengalami pendarahan dalam dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 22.00,” ungkap Irwan Anwar.
Mahasiswi kelahiran 26 April 2003 itu, Sabtu (17/9) pukul 13.30 dimakamkan di TPU Bergota Randusari, dekat dengan makam keluarganya. Suasana duka menyelimuti prosesi pemakaman. Keluarga, kerabat, sahabat, serta teman-teman kuliah yang mengantar Alvina ke tempat peristirahatannya terakhir tak kuasa menahan air mata.
Orang tua Alvina terus menangis. Begitu pun keluarga dan teman-temannya. Suasana kehilangan begitu terasa. Usai melepas kepergian putrinya, orang tua Alvina pulang. Namun ketika dimintai keterangan oleh wartawan koran ini, ia enggan memberikan tanggapan.
Seperti diberitakan kemarin (17/9), seorang mahasiswi jatuh dari lantai enam parkiran kampus Universitas Semarang (USM) di Jalan Arteri Soekarno-Hatta, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang Jumat (16/9) sore. Diduga mahasiswi tersebut bunuh diri lantaran mengalami depresi.
Saat kejadian, korban masih hidup dan dilarikan ke RS Panti Wilasa Citarum, Semarang. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.30. Salah satu penjaga warung yang enggan disebutkan namanya mengatakan tidak mengetahui secara persis awal kejadiannya. Ia mengetahui kejadian itu setelah mendengar suara benda jatuh dari parkiran lantai atas.
“Kalau kejadian persisnya saya kurang tahu. Tahunya ya dengar suara benda jatuh, bruuk. Terus ke belakang ngecek, lihat dari jauh ada kerumunan. Ternyata ada orang jatuh. Perempuan,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM Jumat (16/9) sore.
Sebelum kejadian, korban terlihat mondar mandir di gedung parkir. Kejadian ini juga terekam CCTV. Terlihat dari rekaman tersebut, korban tampak berada di bangunan parkiran lantai enam, tepat pada pukul 15.37. Ia berdiri sendirian di turunan anak tangga yang dipasang pagar besi. Pagar tersebut tidak seluruhnya utuh menutup. Hanya teralis dan lubang-lubang.
Sementara posisi kepala sudah berada di antara lubang dan keluar. Mahasiswi berkerudung dan mengenakan masker ini mengeluarkan kepala dari lubang dan membungkuk terlihat seperti menaruh sesuatu ke dalam tas warna putih di bawah samping kakinya. Setelah itu, kembali kepalanya dimasukkan ke dalam lubang bersama tubuhnya. Kemudian tubuhnya keluar dari pagar dan langsung menjatuhkan diri hingga ke dasar bangunan.
Mahasiswa di sekitar lokasi kejadian, terutama di kantin, langsung melihat korban setelah mendengar suara benda jatuh yang tenyata manusia. Saat dicek, korban terkapar dalam posisi terlentang. Namun pada bagian kaki, terlihat seperti sudah bengkok pada bagian betis. Kejadian ini langsung dilaporkan ke satpam kampus. Korban yang masih hidup langsung dibawa ke RS Panti Wilasa Citarum Kota Semarang dengan mobil ambulans.
Ajak Makan Geprek Sebelum Meninggal
Setelah prosesi pemakaman, teman-teman kuliah korban masih bertahan di makam Alvina Nur Insyani, 19. Mereka saling memeluk seraya mendoakan almarhumah Alvina. Pertemanan mereka tak terpisahkan. Sudah sekitar delapan tahun berlalu, bungsu dari dua bersaudara ini merangkai kisah bersama sahabat-sahabatnya ini.
Geng yang tak mau disebutkan namanya ini mengenal sosok Alvina sebagai orang yang baik dan ceria. Alvina juga bukan orang yang pendiam. Beberapa kali pernah menceritakan kehidupan pribadi.
“Cerita lengkapnya gak tahu, tapi pernah cerita sebulan lalu kalau ada masalah sama temannya,” kata teman korban yang keberatan ditulis namanya.
Ada puluhan teman kuliah korban yang kemarin terlihat menghadiri prosesi pemakaman di Kompleks Makam Bergota, Randusari. Di antara mereka ada lima sahabat akrab korban. Mereka sempat kesulitan menemukan tempat pemakaman Alvina. Sebab, setidaknya kemarin ada empat jenazah yang dimakamkan di kompleks pemakaman yang sama dan waktunya bersamaan
Teman kuliah korban itu menambahkan, setahunya Alvina tidak memiliki pacar sejak SMP. Mengenai kejadian nahas itu, mereka juga terkejut. Karena beberapa waktu terakhir, korban tak menunjukkan gelagat aneh. Tidak ada tanda-tanda apapun. Hanya saja, salah satu dari mereka memang sempat bermimpi sedang bersama Alvina. “Kalau mimpinya gak jelas, tapi di situ ada dia,” imbuhnya.
Saat mengetahui sahabatnya loncat dari lantai 6B gedung parkir USM, Jumat (16/9) sore, mereka bergegas kroscek kebenarannya. Mereka tidak percaya jika Alvina nekat berbuat demikian. Namun nasi sudah menjadi bubur. Ternyata Alvina benar-benar nekat. Yang bisa mereka lakukan hanya menemani korban saat dirawat di RS Panti Wilasa Citarum.
Lima sahabat karib ini sempat menjenguk korban. Kondisi korban sadar, namun masih kritis. Alvina juga seperti kebingungan dan tak mengenali para sahabatnya ini. Mereka pun menunggui Alvina hingga sahabatnya itu dinyatakan meninggal pada pukul 22.00. “Kayak orang bingung gak ngenalin. Kita menunggu di RS sampai dia akhirnya meninggal,” tambahnya.
Diceritakannya, sebelum kejadian itu, Alvina sempat chat di grup mereka kalau mau mengajak makan geprek. Namun keinginan itu belum terpenuhi. “Dia ngajak makan ayam geprek pada Kamis malam. Kalau chat terakhir itu jam 01.00 dini hari tanya soal akun TikTok,” jelasnya.
Soal diary almarhum, diakui teman-temannya, Alvina memang suka menulis sejak SMP. Biasanya, perempuan 19 tahun ini menulis cerita pendek (cerpen). Bahkan, saat SMK pun pernah ikut lomba menulis dan karyanya diterbitkan dalam antologi cerpen. Namun, mengenai curhatan itu, mereka sama sekali tak tahu. Pun dengan nama Elang, yang ditulis di curhatan korban terakhir.
Setelah Alvina tiada, menurut sahabat-sahabatnya ini, tentu hal yang dirindukan darinya adalah sifat ceria dan gokil. “Orangnya gokil, ceria bikin suasana ceria dan ketawa. Semoga kamu tenang di sana ya sahabat,” kenangnya. (ifa/aro)