RADARSEMARANG.COM, Matematika adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang dapat berpikir secara logis, kritis, rasional dan percaya diri.
Tetapi matematika sering dikatakan sebagai pelajaran yang sulit dipahami dan sangat menakutkan, baik teori maupun konsep-konsep sehingga menyebabkan prestasi belajar matematika belum menunjukan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian, nilai tugas, nilai semester dan hasil Ujian Nasional yang belum sesuai dengan harapan guru dan siswa.
Guru mengulang (recall) materi tentang pecahan, bentuk persamaannya, dan bentuk lain pecahan (desimal dan persen) di papan tulis. Contoh :1/2 = 2/4 = 50% = 50/100 = 0,5; 1/4 = 2/8 = 25% = 25/100 = 0,25. 3/4 = 6/8 = 75% = 75/100 = 0,75 dst. Guru mengajak siswa untuk menuliskan setiap bentuk pecahan dalam Flash Card.
Masing-masing siswa membuat satu kartu yang berbeda, sesuai dengan nilai pecahan yang tertulis di papan tulis. Usahakan setiap kelompok persamaan memiliki jumlah kartu yang sama (kelompok 1/2 berjumlah 5 kartu, kelompok 1/4 juga berjumlah 5 kartu).
Gunakan pensil warna atau spidol yang berbeda warna agar lebih menarik. Setelah selesai guru mengumpulkan kartu tersebut kembali dan mengacaknya. Guru akan membagikan kartu kepada siswa secara acak. Setelah aba-aba diberikan, siswa harus membuat barisan dengan temannya yang memiliki nilai kartu yang sama.
Barisan kelompok kartu yang bernilai 1/3 Contoh : barisan siswa yang memegang kartu bernilai 1/2 berisi siswa-siswa yang memegang kartu 1/2, 2/4, 50%, 50/100, 0,5 dst. Guru membagikan satu kartu kepada setiap siswa dalam keadaan tertutup (bagian yang berisi tulisan menghadap bawah). Ket : siswa tidak diperbolehkan membuka sebelum diberikan aba-aba.
Guru memberikan aba-aba, dan siswa membuka kartu secara bersamaan. Siswa mulai mencari barisannya berdasar kartu yang dimilikinya. Guru memberikan batas waktu dalam membentuk barisan (berdasarkan kemampuan siswa, jumlah siswa, dan level soal yang diberikan).
Jangan lupa lakukan hitung mundur ketika sudah hampir selesai. Ketika waktu telah habis dan ternyata masih ada siswa yang belum menemukan barisannya, sediakan bagi mereka tempat khusus. Guru mengajak siswa untuk mengecek setiap barisan, apakah semua siswa telah masuk kebarisan yang seharusnya.
Bila ada yang tidak sesuai, misalkan murid dengan kartu 25% berada di barisan 1/2 (seharusnya di barisan 1/4) maka dipersilakan untuk masuk ke tempat khusus bersama siswa yang belum mendapat barisan. Permainan ini dapat dikembangkan (ditingkatkan levelnya) dengan mengganti nilai kartu menjadi lebih sulit (misal 2/3, 66,67%, 0,667, dst).
Mengurutkan kartu pecahan berdasarkan pecahannya. Guru membagi kelas dalam kelompok berjumlah 3-5 orang. Guru membagikan 1 set kartu yang berisi pecahan yang bervariasi (1/2; 3/9; 0,75, 20% dst) kepada setiap kelompok (dalam keadaan tertutup). Guru memberikan aba-aba, meminta siswa untuk membuka kartu, dan meminta mereka untuk mengurutkannya (bisa dari kecil ke besar atau sebaliknya).
Guru berkeliling untuk mengamati, kelompok yang selesai lebih dulu harus mengumpulkan set kartunya ke depan dan menuliskan nama kelompoknya di papan tulis, begitu seterusnya sehingga diperoleh urutan kelompok.
Dengan media Pecahan, Desimal, dan Persen dengan Flash Card meningkatkan pembelajaran matematika tentang pecahan decimal dan persen. Bila dirasa proses ini terlalu memakan waktu, guru bisa mempersiapkan flash card yang sudah berisi angka pecahan sebelum memulai pelajaran. (bat2/ton)
Guru SD Negeri Cokro Kec. Blado Kab. Batang