31 C
Semarang
Thursday, 19 December 2024

Bubur Gudeg Bu Warini Semarang, Cita Rasa Tak Pernah Berubah sejak 1960

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Mau menikmati kuliner enak di pagi hari? Bubur Gudeg Bu Warini bisa menjadi pilihan. Rasa gurih, asin, manis, dan pedas bercampur menjadi satu. Bahkan, cita rasa bubur gudeg tidak pernah berubah sejak 1960.

Bubur Gudeg ini menjadi salah satu kuliner legendaris di Kota Semarang. Sudah berdiri sejak 1960 dan sampai sekarang tidak pernah sepi pelanggan. Sekarang sudah dikelola generasi keempat.

Kuliner legendaris ini bisa ditemukan di Jalan Ki Mangunsarkoro Semarang (Belakang Nusa Putra), Gabahan, Kecamatan Semarang Tengah, Semarang. Bubur Gudeg Bu Warini buka mulai pukul 06.00 WIB sampai 10.00 WIB. Meski kuliner tradisional, namun banyak diminati dan menjadi primadona semua kalangan.

Ciri khas dari bubur gudeg bu Warini yaitu bubur diolah menggunakan santan dipadukan dengan gori yang memiliki rasa khas manis, sambal goreng rambak jipang gurih, tahu pedas, ayam suwir lembut, dan telur bebek bacem. Kemudian ditambah perpaduan koyor yang lembut dan kenyal, serta kuah khas gudeg gurih. Begitu masuk mulut, cira rasanya langsung nagih. Membuat siapapun yang mencoba pasti ketagihan.

Kuline rini terbilang sederhana. Tapi warung bubur gudeg bu Warini selalu ramai pembeli. Apalagi jika bukan untuk menikmati makanan legendaris satu ini, dengan rasa yang unik dan enak sehingga mampu menggoyang lidah pembelinya. “Cira rasanya tak pernah berubah sejak ada tahun 1926,” kata Pemilik warung bubur, Rohma Diah Tuti, 43, kepada RADARSEMARANG.COM.

Bubur gudeg yang dibuat dengan resep rahasia secara turun temurun ini, ketika hendak dimakan sebelumnya pasti tercium aroma yang menjadi ciri khasnya yakni aroma susu.  Para pembeli dapat memilih menu lauk sesuai seleranya. “Saat bubur gudeg di santap, perpaduan dari setiap lauknya membuat sensasi rasa nikmat yang pecah di mulut. Itu kata pembeli,” ujarnya.

Ia merupakan generasi keempat dan memulai meneruskan sejak 2010. Nama Warung Bubur Gudeg Bu Warini diambil dari nama ibunya Suwarini. Selain bubur gudeg, terdapat olahan menu lain seperti nasi gudeg, bubur ketan kinco, bubur pendem, ketan tompo, dan ketan bubuk. Dengan varian harga yang dimulai dari Rp 3 ribu hingga Rp 20 ribu per porsi. “Tetap bertahan karena bubur gudeg ini karena menu langka dan unik sehingga berbeda dari menu gudeg pada umumnya. Apalagi sudah banyak pelanggan yang selalu merindukan,” tambahnya.

Seorang pembeli, Surya, 55, mengaku sering makan di warung gudeg tersebut. Rasanya pas di mulut dan bikin nagih. Tempatnya bersih dan pelayanan ramah membuat para pelanggan betah ketika makan ditempat. “Rasa gudegnya itu lhoo gurih, manis, pedas dan bikin gak berhenti makan,” tambahnya. (mg15/mg19/fth)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya